Jogja
Senin, 31 Agustus 2015 - 14:20 WIB

FESTIVAL SENI : Bangkitnya Kesenian Gejog Lesung di Festival Padhang Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan gejog lesung dari salah satu peserta dalam Festival Padhang Bulan yang digelar di Alun-alun Wates, Sabtu (29/8/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Festival seni Padhang Bulan menyajikan kesenian gejog lesung

Harianjogja.com, KULONPROGO-Padhang Bulan atau malam bulan purnama di masa lalu selalu disambut dengan penuh suka cita. Ibu-ibu tani bersama-sama memainkan lesung atau alat penumbuk padi, hingga keluar musik yang unik. Anak-anak berhamburan di luar, menyambut bulan purnama dengan memainkan berbagai dolanan.

Advertisement

Seolah mulai tergerus oleh zaman, masa-masa itu nyaris tinggal kenangan. Gejog lesung juga mulai tak dikenal lagi oleh generasi muda. Melalui Festival Padhang Bulan yang digelar di tengah Alun-alun Wates, musik unik ini mencoba dihidupkan kembali. Di bawah sinar bulan purnama, alunan musik gejog lesung meramaikan keceriaan dalam festival ini.

Musik gamelan dan suara khas lesung yang dipukul-pukul kembali membangkitkan semangat kebersamaan warga di masa lampau. Festival Gejog Lesung ini diramaikan 12 kelompok perwakilan dari masing-masing kecamatan di kabupaten ini.

“Melalui festival ini, generasi muda diajak untuk mengenal tentang gejog lesung yang kini semakin jarang ditemui,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Krissutanto, Sabtu (29/8/2015).

Advertisement

Kemeriahan festival ini diawali dengan penampilan belasan kelompok yang memperkenalkan diri dengan cara yang unik. Hingga saat bulan purnama memperlihatkan bentuk bulat sempurna, acara inipun dimulai dengan festival gejog lesung yang ditampilkan setiap kelompok.

Setiap kelompok diberi kesempatan memainkan tiga lagu, satu diantaranya lagu wajib. Kreatifitas dan kekompakan menjadi penilaian utama dalam festival tersebut. Selain itu, penyajian musik dan penampilan juga menjadi pertimbangan juri dalam menilai kekompakan masing-masing kelompok.

Decak kagum hingga tawa penonton pun pecah dan semakin memeriahkan acara tahunan itu. Mengemas kesenian gejog lesung menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat, terutama anak muda, tidaklah mudah.

Advertisement

“Mengajak generasi muda bermain gejog lesung itu, gampang-gampang susah. Kesulitannya, banyak di antara mereka yang menganggap gejog lesung itu kuno, sehingga mereka lebih suka musik-musik dengan genre yang lebih ngepop,” ujar Wulandari, salah satu peserta dari kelompok gejok lesung dari Kecamatan Wates.

Padahal, kesenian ini merupakan bentuk warisan budaya yang harus dilestarikan.  Panitia Festival Padhang Bulan Joko Mursito menambahkan, festival ini sudah rutin digelar di Kulonprogo. Pasalnya, melalui acara ini gejog lesung sebagai salah satu warisan budaya dapat terus dilestarikan.

“Festival ini adalah acara rutin tahunan yang digelar untuk mengangkat kembali kesenian dan budaya masyarakat. Dulu saat padhang bulan, orang-orang menyambutnya dengan permainan gejog lesung, anak-anak berlarian bermain di malam hari,” ujar Joko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif