SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Antara)
Wisata Banjarnegara dimeriahkan dengan penyelenggaraan Pesta Parak Iwak, Minggu (30/8/2015)
Kanalsemarang.com, BANJARNEGARA-Seribuan warga dari berbagai daerah berebut ikan yang ditebar di Sungai Serayu, Desa Singomerto, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (30/8/2015), dalam rangka Pesta Parak Iwak.
Pesta Parak Iwak yang merupakan ikon dari kegiatan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) II Tahun 2015 itu diawali dengan Kirab Ulam Sari Tirta Nyawiji dari Desa Kutayasa menuju Sungai Serayu, Desa Singomerto, Kecamatan Madukara, guna membawa bibit ikan yang diambil dari tujuh telaga di Pegunungan Dieng sehari sebelumnya.
Dalam kirab yang dipimpin Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, tampak beberapa orang yang mengenakan busana tokoh pewayangan, Bima dan Dewi Arimbi.
Dalam kirab yang dipimpin Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, tampak beberapa orang yang mengenakan busana tokoh pewayangan, Bima dan Dewi Arimbi.
Dua tokoh pewayangan itu sangat erat kaitannya dengan Sungai Serayu karena sungai sepanjang 150 kilometer yang melintasi Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap itu bersumber dari mata air atau tuk Bima Lukar di Pegunungan Dieng.
Sementara bibit ikan dalam kendi yang dikirabkan akan diserahkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang selanjutnya diberikan kepada Kepala Desa Singomerto untuk ditebarkan di Sungai Serayu bersama 2,7 ton berbagai jenis ikan yang telah disiapkan dalam keramba.
Bahkan, beberapa kendi berisi bibit ikan turut direbut warga sehingga hanya ada satu kendi yang dapat diselamatkan dan selanjutnya diserahkan kepada Kades Singomerto untuk ditebarkan di Sungai Serayu pada lain kesempatan.
Pesta Parak Iwak itu menarik perhatian ribuan warga dari berbagai daerah termasuk peserta Kongres Sungai Indonesia (KSI) I yang juga digelar dalam rangka FSB II Tahun 2015.
Mereka tampak menyaksikan kegiatan tersebut dengan berdiri di atas tebing maupun sekitar dermaga arung jeram.
Salah satu wisatawan asal Semarang, Adhi mengaku sengaja datang ke Banjarnegara untuk menyaksikan Pesta Parak Iwak.
“Kegiatan ini sebenarnya sangat menarik. Hanya saja, warga yang hendak berebut ikan tidak mau bersabar sehingga mereka lebih dulu mencebur sebelum prosesi selesai,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan kegiatan Pesta Parak Iwak ditujukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di sungai-sungai atau perairan.
“Ini karena filosifi parak iwak itu, boleh mengambil ikan tapi jangan lupa menebar. Maka parak iwak didahului dengan penebaran bibit yang diambil dari tujuh telaga di Pegunungan Dieng pada hari Sabtu [29/8/2015] dan disemayamkan lebih dulu selama satu malam, lalu Minggu pagi ditebarkan,” kata dia yang juga Ketua Umum Festival Serayu Banjarnegara II Tahun 2015.
Menurut dia, tujuh telaga itu terdiri atas Telaga Sewiwi, Telaga Merdada, Telaga Pengilon, Telaga Dringo, Telaga Cebong atau Sembungan, Telaga Semurup, dan Telaga Balekambang.
Ia mengatakan prosesi pengambilan ikan di tujuh telaga itu dipimpin oleh tetua adat masyarakat Dieng, yakni Mbah Naryono.
“Ikan-ikan tersebut selanjutnya dimasukkan ke kendi untuk diboyong ke bawah dan diinapkan di Desa Kutayasa, Kecamatan Madukara, dan paginya dikirab menuju lokasi,” katanya.
Ia mengakui prosesi pengambilan ikan dari tujuh telaga kali ini berlangsung sederhana sehingga berbeda dengan saat “parak iwak” pada Festival Serayu Banjarnegara I Tahun 2013.
Pada prosesi pengambilan ikan sebelumnya, kata dia, masyarakat sangat antusias untuk menyaksikannya.
“Akan tetapi acara tahun ini terlalu padat sehingga pengambilannya sederhana tanpa mengurangi ritualitasnya dan tidak dikirab menuju Desa Kutayasa,” jelasnya.