Soloraya
Minggu, 30 Agustus 2015 - 19:40 WIB

PELEMAHAN RUPIAH : Pemkot Solo Belum Gunakan Addendum untuk Proyek Fisik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Kota Solo (Dok/Solopos)

Pelemahan rupiah membuat Pemkot belum memikirkan addendum proyek fisik akibat melambungnya harga barang proyek.

Solopos.com, SOLO–Proyek fisik pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo 2015 tak terpengaruh ihwal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Advertisement

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Yulistianto, mengatakan hingga kini masih aman belum ada pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah dengan proyek fisik Pemkot. Budi bahkan menilai proyek pembangunan fisik yang kini dikerjakan belum perlu dilakukan addendum kontrak kerja. Alasannya, menurut Budi, melemahnya nilai tukar rupiah belum banyak berimbas besar pada berbagai bahan bangunan. Selain itu penetapan nilai proyek saat kontrak kerja, telah diperhitungkan dengan prediksi kenaikan harga bahan bangunan, serta tingkat inflasi.

“Jadi kalaupun terjadi kenaikan harga, masih pada koridor nilai proyek sesuai kontrak kerja,” kata Budi kepada Solopos.com, Minggu (30/8/2015).

Budi optimistis proyek pembangunan tidak terganjal dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Budi memastikan proyek tersebut akan rampung tepat sesuai dengan kontrak kerja, yakni akhir tahun anggaran nanti. Fluktuasi harga bahan bangunan, lanjut dia, terlindungi regulasi yang jelas melalui penetapan Harga Eceran tertinggi (HET). Dengan begitu harga bahan bangunan dapat dikendalikan, terlebih jika prosentase pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak terlalu ekstrem.

Advertisement

“Saat ini 90% kegiatan fisik Pemkot 2015 sudah berjalan. Kondisinya aman-aman saja,” kata dia.

Ihwal rendahnya serapan APBD 2015 masih dibawah 50%, Budi mengatakan hal itu tak selalu berbanding lurus dengan kondisi riil di lapangan. Seluruh proyek fisik yang dianggarkan dalam APBD reguler sudah dilaksanakan, dan sebagian di antaranya hampir rampung. Sedangkan proyek fisik yang dianggarkan dalam APBD Perubahan, saat ini baru memasuki proses lelang. Budi menyampaikan masih rendahnya serapan anggaran lebih karena perilaku pelaksana proyek yang umumnya menunda pencairan dana. Bahkan Budi menyebut, pelaksana proyek yang telah merampungkan pekerjaan hingga 90 persen sekalipun, belum juga mencairkan dana.

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto mengatakan penyerapan anggaran paling rendah ada di pos bidang pendidikan yang berada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Disdikpora menjadi langganan tahunan serapan anggaran terendah di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya.

Advertisement

Budi  mengatakan telah memberikan peringatan kepada SKPD bersangkutan untuk segera melaksanakan kegiatan APBD.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif