Entertainment
Minggu, 30 Agustus 2015 - 22:10 WIB

FILM BARU : Jadi Jenderal Soedirman Adipati Dolken "Gerilya" 2 Bulan di Hutan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster film Jenderal Soedirman (Istimewa)

Film baru Jenderal Soedirman yang dibintangi Adipati Dolken menjadi serangkaian film memperingati HUT ke-70 RI.

Solopos.com, SOLO – Aktor Adipati Dolken menceritakan pengalamannya saat membintangi film Jenderal Soedirman. Berperan sebagai pemeran utama yakni pahlawan Jenderal Soedirman, Adipati Dolken mengaku harus berlatih ekstra keras dengan anggota kopasus.

Advertisement

“Kami dididik sama tentara, latihan baris berbaris, apel, sampai distrap di tengah terik matahari. Pokoknya dibikin kita kompak. Dan terbukti chemistry-nya kuat sekali saat shooting,” ujar Adipati Dolken, sebagaimana dilansir Liputan6.com, Minggu (30/8/2015).

Viva Westi, selaku sutradara film Jenderal Soedirman juga mengungkapkan perjuangan para pemain yang harus berada di hutan selama hampir dua bulan selama proses shooting berlangsung.

“Fokus kami di film ini bukan ke biografi tetapi lebih ke tujuh bulan gerilya Soedirman, 1000 km. Kami hampir dua bulan di hutan beberapa wilayah dan Adipati bisa melakukannya dengan baik,” kata Viva Westi.

Advertisement

Film Jenderal Soedirman berdurasi 126 menit itu diawali dengan pemungutan suara pemilihan panglima besar yang akan memimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Indonesia. Dari beberapa kandidat, Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) terpilih menjadi pimpinannya.

Tak beberapa lama setelah ia terpilih menjadi panglima besar, Jogja yang saat itu menjadi Ibukota Republik diserang oleh Belanda. Saat itu, pada 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor yang merupakan Panglima Tentara Belanda datang ke Indonesia untuk memimpin Agresi Militer ke II.

Jenderal Soedirman yang saat itu sakit paru-paru, tetap ingin berjuang untuk kemerdekaan Indonesia meskipun Soekarno (Baim Wong) dan Mohammad Hatta (Nugie) melarangnya. Namun, tekad Soedirman untuk berperang sudah bulat karena sebagai tentara tidak ingin tinggal diam. Akhirnya, ia bersama 13 anak buahnya, salah satunya Nolly (Ibnu Jamil) bergerilya di hutan pesisir selatan.

Advertisement

Ia menempuh perjalanan dari Jogja menuju Wonogiri, Pacitan, lalu Kediri dengan berjalan kaki. Di dalam gerilya itu, Soedirman membentuk kantong-kantong perlawanan terhadap Belanda untuk menunjukkan eksistensi tentara Indonesia. Meskipun pemerintahan di Jogja tumbang karena Soekarno-Hatta ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka.

Namun, kondisi Soedirman yang makin parah membuatnya harus ditandu agar tidak kelelahan. Ia juga mengenakan ikat kepala batik dan jas panjang berwarna cokelat, lengkap dengan tongkatnya untuk membantu berjalan dan keris yang selalu dibawanya. Di dalam perjalanan selama tujuh bulan gerilya itulah, inti dari film ini. Mulai dari suasana tegang hingga bumbu komedi mewarnai adegan demi adegan dalam perjalanan tersebut.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif