News
Minggu, 30 Agustus 2015 - 14:44 WIB

BISNIS PERIKLANAN : Ekonomi Lesu, Bisnis Iklan Turun 20%

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Videotron (JIBI/Solopos/Dok)

Bisnis periklanan kena imbas dari lesunya perekonomian saat ini.

Solopos.com, SOLO—Bisnis periklanan Solo semakin lesu seiring dengan pelamahan ekonomi pada tahun ini. Omzet pelaku bisnis perikalanan dinilai turun 15%-20% jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Advertisement

Dewan Penasihat Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asppro), M. Qoyim, menyampaikan pelemahan ekonomi menyebabkan belanja iklan perusahaan juga menurun. Dia menilai penurunan paling banyak terjadi untuk periklanan media luar ruang, seperti billboard.

“Pelemahan ekonomi ini membuat perusahaan menahan belanja iklan karena penjualan juga sedang turun. Hal itu pun berimbas pada bisnis periklanan, semua jenis periklanan kena imbas, baik di media massa maupun media luar ruang,” ungkap Qoyim saat berbincang dengan solopos.com di sela-sela Gathering Asppro sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-12 asosiasi tersebut di Galeri Salawase, Sabtu (29/8/2015) malam.

Menurut dia, regulasi yang kurang mendukung bisnis ini pun turut berpengaruh terhadap perkembangan usaha jasa ini. Qoyim menyebutkan regulasi seperti aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengatur calon kepala daerah tidak diperkenankan membuat alat peraga kampanye (APK) sendiri karena pengadaannya dilakukan KPU.

Advertisement

Sekretaris Asppro, Anton Rosanto, menambahkan selama ini sudah berusaha untuk berbicara dengan pemangku kepentingan mengenai regulasi. Namun karena berbedanya kepentingan antara pelaku bisnis dan pemerintah daerah (pemda) sehingga terkadang belum menemui titik temu karena masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda.

“Aturan mengenai iklan pilkada juga menyebabkan adanya penurunan omzet pelaku bisnis hingga 50% jika dibandingkan biasanya karena semua sudah diatur oleh KPU sehingga ada kemungkinan hanya ada satu biro iklan yang akan menangani. Padahal kalau sebelumnya bisa ditangani oleh biro iklan yang berbeda,” ujarnya.

Dia pun menilai perusahaan iklan harus berinovasi dengan memanfaatkan bermacam media, tidak hanya media konvensional untuk mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian yang turun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif