Jogja
Sabtu, 29 Agustus 2015 - 22:20 WIB

IDUL ADHA : Sapi Sulit Dicari, Harga Naik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas Pasar Hewan Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (12/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Idul Adha ini, pedagang hewan mengeluhkan sulitnya mendapatkan sapi, sedangkan harganya naik

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pedagang sapi mengeluhkan stok sapi lokal Gunungkidul yang kini sudah mulai sulit dicari.

Advertisement

Diungkapkan oleh salah seorang pedagang sapi, Wasis Hadisusanto, menjelang hari raya Idul Adha 2015 sudah banyak pedagang atau pengepul sapi sepertinya yang mencari stok sapi untuk dijual kembali. Selain itu, harga sapi juga sudah mengalami kenaikan. Padahal, ia menilai permintaan yang muncul sudah mulai tinggi.

“Saya biasanya mencari sapi Gunungkidul untuk dijual kembali. Kalau orang Jawa Tengah suka mencari sapi lokal, kalau orang Jawa Barat dan Jakarta tidak saya kirim, mereka suka mencari sapi impor yang harganya lebih murah,” ungkapnya, Jumat (28/8/2015).

Advertisement

“Saya biasanya mencari sapi Gunungkidul untuk dijual kembali. Kalau orang Jawa Tengah suka mencari sapi lokal, kalau orang Jawa Barat dan Jakarta tidak saya kirim, mereka suka mencari sapi impor yang harganya lebih murah,” ungkapnya, Jumat (28/8/2015).

Ia mengatakan, harga sapi yang pada hari biasa Rp12 juta per ekor, kini naik menjadi Rp13,5 juta. Meski demikian, kesulitan mencari stok sapi terlihat ketika ia mencari sapi kampai ke kendang kelompok ternak sapi.

“Tetap tidak memiliki stok untuk memenuhi kebutuhan saya,” keluhnya.

Advertisement

“Kemungkinan akan stabil, tidak terlalu berbeda dengan tahun yang lalu. Tapi masih belum bisa memberikan gambaran pasti,” jelasnya.

Imam menyebutkan, pada hari raya Idul Adha 2014 ada 2.677 ekor sapi, 9.560 ekor kambing dan 128 ekor domba yang dipotong.

Yang paling penting dalam pelaksanaan Idul Adha, lanjutnya, bagaimana masyarakat tetap diimbau berhati-hati terhadap kemungkinan adanya daging yang tidak layak konsumsi. Misalnya karena cacing hati, anthrax atau penyakit lainnya. Namun ia optimis daging lokal Gunungkidul kemungkinan besar bebas dari cacing hati.

Advertisement

“Apabila ditemukan kembali kasus adanya cacing hati dalam daging hewan qurban, biasanya itu dari luar Gunungkidul,” paparnya.

Mengingat daerah Gunungkidul memiliki ciri daerah kering dan pakan yang tidak sering terkena air.

Imam menuturkan, pada Hari Raya Idul Adha 2013, pihaknya menemukan cacing hati dari daging 68 ekor sapi, sedangkan pada 2014 dijumpai pada daging 32 ekor sapi.

Advertisement

Kepala Disnak Kabupaten Gunungkidul, Khrisna Berlian mengatakan, pihaknya akan memantau wilayah yang biasa menjadi lokasi titik kumpul ternak yang akan dijadikan hewan kurban, sekaligus mendirikan posko untuk memantau hewan ternak.

Pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap petugas penyembelih saat hari penyembelihan. Hal ini dilakukan agar penyembelihan hewan bisa dilakukan secara sehat dan sesuai dengan petunjuk agama.

Disnak juga menyediakan laboratorium pemeriksaan hewan, jika nantinya masyarakat yang ingin memeriksakan hewan ternaknya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif