Lifestyle
Jumat, 28 Agustus 2015 - 14:35 WIB

KULINER SOLO : Sensasi Makan Satai Sapi di Warung Yu Rebi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Satai lontong Warung yu Rebi (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Kuliner Solo ini terkait sajian satai sapi di Warung Yu Rebi.

Solopos.com, SOLO – Satai adalah irisan daging kecil-kecil yang ditusuk lalu dipanggang, diberi bumbu kacang atau kecap. Satai umumnya menggunakan bahan utama daging kambing atau daging ayam. Ada juga pedagang yang menggunakan daging dan jeroan sapi sebagai bahan utama membuat satai.

Advertisement

Salah satunya warung satai Yu Rebi yang beralamat di Jl. Kebangkitan Nasional, kios nomor 1-2, Sriwedari Solo. Warung yang berdiri sejak tahun 1991 ini menjual aneka jenis satai dari daging dan jeroan sapi.

Beberapa jenis satai yang ditawarkan yaitu satai daging sapi, satai ginjal, satai hati, satai kikil, satai babat, satai torpedo, satai iso, satai campur. Harga satu porsi satai yaitu Rp30.000.

Advertisement

Beberapa jenis satai yang ditawarkan yaitu satai daging sapi, satai ginjal, satai hati, satai kikil, satai babat, satai torpedo, satai iso, satai campur. Harga satu porsi satai yaitu Rp30.000.

Jumat (14/8/2015) siang lalu, saya mendatangi warung satai Yu Rebi. Begitu menginjakkan kakinya di depan warung, beberapa pelayan warung satai Yu Rebi yang awalnya sedang duduk-duduk santai, langsung menuju tempat kerjanya masing-masing.

Ada pelayan yang langsung menuju tempat pembuatan aneka minuman, ada pelayan yang memegang kipas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mengipasi satai saat dibakar, ada juga pelayan yang bertanya kepada saya, menu apa yang akan dipesan.

Advertisement

Saya kemudian memesan menu satai campur dan es teh. Saya sengaja memilih satai campur karena ingin merasakan aneka satai yang ditawarkan warung satai Yu Rebi. Saya dipersilakan memilih sendiri satai yang akan dibakar untuk satu porsi satai campur sebanyak 10 tusuk.

Saya kemudian mengambil lima tusuk satai daging sapi, dua tusuk satai hati, dua tusuk satai babat dan satu tusuk satai kikil. 10 Tusuk satai itu langsung dibakar di atas arang oleh karyawan warung satai Yu Rebi.

Karena suasana warung tak terlalu ramai, saya dengan leluasa memilih tempat duduk yang saya inginkan. Ada empat meja panjang yang masing-masing meja dikelilingi sekitar 12 kursi.

Advertisement

Sekitar lima menit setelah saya duduk, satu gelas es teh manis sudah disajikan di hadapan saya. Tak lama kemudian, satu porsi satai campur dan satu porsi lontong bumbu satai sudah disajikan di meja saya. Pelayan juga menyediakan irisan cabai rawit dan bawang merah dalam sebuah piring khusus.

10 Tusuk satai yang sudah dibakar, disiram dengan bumbu kacang kental berwarna coklat. Bumbu satai tersebut adalah campuran kacang tanah yang digoreng lalu dihaluskan dengan bumbu bawang merah, daun jeruk, asam, gula merah, terasi, cabai.

Terlihat cukup banyak cabai dan isinya yang bercampur dengan bumbu kacang itu. Bumbu yang sama juga disiramkan di atas irisan lontong. Aromanya sungguh menggoda saya untuk segera mengusir rasa lapar dengan melahap satai dan lontong itu.

Advertisement

Tak menunggu lama, saya langsung mencicipi satai daging sapi. Hmmm…nikmat. Daging sapi yang terasa empuk dengan aroma khas bakar menggunakan arang, berpadu dengan kelembutan bumbu kacang yang terasa pedas.

Saya sebenarnya termasuk penggemar pedas. Tapi sejak gigitan pertama mencicipi satai Yu Rebi yang berbalut bumbu kacang itu, sudah terasa pedasnya.

Daging hati sapi bakar yang lembut juga terasa lebih nikmat ketika dimakan dengan bumbu satai Yu Rebi. Daging kikil sapi juga terasa empuk di makan. Sementara daging babatnya terasa agak alot.

Karena bumbu satai yang disiramkan pada satai itu cukup banyak, saya bisa menikmati semua daging dan jeroan itu dengan balutan bumbu satai.

Hanya tersisa bumbu satai di piring ketika 10 tusuk satai dan satu porsi lontong sudah saya makan. Untuk menikmati satu porsi satai campur, lontong dan es teh, saya membayar Rp36.000.

Pemilik warung satai daging sapi Yu Rebi, Yu Rebi. (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Pemilik warung satai Yu Rebi, Yu Rebi, mengungkapkan sengaja membuat bumbu satai yang pedas, agar satai daging sapi terasa lebih nikmat. “Kalau bumbunya tidak pedas, mungkin rasanya mblenger karena yang dibakar sebagai satai itu daging sapi. Tapi karena bumbunya pedas, jadi tidak eneg,” ungkapnya.

Daging sapi yang dibuat satai, terangnya, adalah daging segar yang diiris-iris lalu diberi campuran bumbu gula jawa, bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri dan asem.

Setelah bumbu tercampur rata, daging akan ditusuk dengan tusuk satai dari lidi atau tulang daun kelapa. Khusus jeroan yang dibuat satai, direbus dulu dengan aneka bumbu sampai empuk. Setelah itu baru dibuat satai.

“Daging segar tidak dicuci dulu agar warnanya tidak pucat. Tapi kita jaga kebersihannya. Kalau daging kelihatan pusat, dikira pembeli daging wayu,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif