Soloraya
Kamis, 27 Agustus 2015 - 07:40 WIB

PELEMAHAN RUPIAH : Bisnis Rotan Trangsan Sepi Order

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengrajin rotan Trangsan Gatak Sukoharjo menyelesaikan pesanan. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kegiatan UMKM, bisnis kerajinan rotan di Trangsan, Gatak, Sukoharjo, masih sepi order.

Solopos.com, SUKOHARJO–Bisnis kerajinan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak sepi order pengiriman ke luar negeri. Kondisi ini imbas dari melemahnya rupiah terhadap dolar AS yang menembus Rp14.000.

Advertisement

Pemilik Rotan Kita sekaligus pengrajin rotan asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Supardi, 64, mengatakan omzet penjualan ke luar negeri mengalami penurunan sekitar 25 persen sejak melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Order penjualan ke luar negeri berkurang drastis yang berimbas pada omzet penjualan. “Biasanya produksi kerajinan rotan yang dikirim ke luar negeri sekitar satu unit kontainer/bulan. Sekarang belum ada satu pun produksi kerajinan rotan yang dikirim ke luar negeri,” katanya saat ditemui Solopos.com, Rabu (26/8/2015).

Menurut dia, kondisi ini dipengaruhi minimnya permintaan order kerajinan rotan dari mancanegara. Selama ini, produksi rotan asal Desa Trangsan merambah hingga luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia dan Tiongkok. Produksi kerajinan rotan sangat diminati para pengelola hotel, cafe maupun person di luar negeri.

“Permintaan order produksi kerajinan rotan dari luar negeri sangat sepi. Kami juga mengurangi jumlah produksi setiap bulan,” ujar dia.

Advertisement

Dia menjelaskan bahan baku rotan dipasok dari beberapa daerah di Jawa Timur seperti Surabaya. Harga bahan baku rotan bekisar antara Rp20.000-Rp50.000/kg. Harga bahan baku rotan tergantung jenisnya seperti mandola dan jernang. Semakin berkualitas maka harga bahan baku rotan semakin tinggi.

Supardi mengaku menggeluti produksi kerajinan rotan sejak 1972. Produksi kerajinan rotan dilakukan di gudang yang juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan rotan yang telah jadi. “Bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo hanya alat-alat untuk memproduksi kerajinan rotan. Itu pun hanya beberapa pengrajin rotan yang menerima,” papar dia.

Hal senada diungkapkan pengrajin rotan lainnya, Sidiq Adhi Darmawan. Menurut dia, bisnis kerajinan rotan lesu sejak dua tahun terakhir. Tak sedikit pengrajin rotan yang gulung tikar lantaran sepinya order kerajinan rotan. Kondisi ini diperparah dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS yang berimbas pada minimnya order dari luar negeri.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif