News
Kamis, 27 Agustus 2015 - 23:20 WIB

KURS RUPIAH : Spekulan Mulai Cari Keuntungan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (JIBI/Solopos/Dok.)

Kurs Rupiah yang melemah terhadap Dolar AS dimanfaatkan oleh spekulan dengan meningkatkan transaksi penukaran mata uang asing

Harianjogja.com, JOGJA- Menguatnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah berdampak pada meningkatnya nilai transaksi penukaran valuta asing atau money changer di DIY. Kenaikan transaksi berkisar antara 10 hingga 25%.

Advertisement

Kepala Operasional Money Changer PT. Barumun Abadi, Nugroho Widiyatmoko mengatakan, terjadi peningkatan transaksi penukaran dolar antara 10 hingga 25% dalam beberapa pekan terakhir.

Meski belum terlalu signifikan, namun kenaikan transaksi tersebut menunjukkan para spekulan mulai bergerak membeli Dolar untuk mendapatkan keuntungan dari nilai tukar yang setiap hari terus meningkat.

“Sebagian ramai-ramai memburu mata uang dolar dan berspekulasi dan sebagian lainnya menjual dolar untuk mendapatkan untung dari hasil konversi ke rupiah. Namun, peningkatan transaksi penukaran saat ini dibanding hari biasa belum terlalu signifikan,” jelasnya pada Selasa (25/8/2015) kemarin.

Advertisement

Menurutnya, kenaikan transaksi tersebut kemungkinan terjadi lantaran spekulan masih trauma dengan gejolak ekonomi yang terjadi pada 1998 lalu. Katanya, nilai tukar atau kurs dolar saat itu tinggi namun kemudian anjlok.

“Masyarakat cukup pintar memantau pergerakan kurs mata uang untuk mencari untung. Ini dikarenakan arus informasi dan teknologi komunikasi yang berkembang saat ini,” jelasnya.

Terpisah, Direktur Mulia Money Changer Budi Waluyo mengakatan, transaksi penukaran di tempatnya juga mengalami peningkatan. Peningkatan transaksi terjadi mengikuti pergerakan kurs mata uang asing yang terus menanjak. Tidak hanya dollar, tetapi juga mata uang Euro, Poundsterling, Yen hingga Real. Peningkatannya bersifat fluktuatif, antara 16 hingga 23%.

Advertisement

“Peningkatan penukaran uang seiring dengan pergerakan pasar dan mencakup beberapa mata uang. Tidak hanya dolar meskipun paling banyak ya transaksi penukaran dolar. Komposisinya sekitar 50-60 persen dari total transaksi,” kata dia.

Menurutnya, peningkatan transaksi penukaran uang tersebut bukanlah fenomena baru. Kondisi serupa pernah terjadi pada 1998 silam saat harga dolar menembus angka Rp15.000 per dolar AS. Dia sendiri melihat melemahnya nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah. Ringgit Malaysia, misalnya, melemah sekitar 15-20 persen dalam beberapa hari terakhir.

“Yang lemah saat ini kan tidak hanya rupiah, tapi hampir semua mata uang Negara. Dalam kondisi seperti sekarang ini, sebenarnya para eksportir yang diuntungkan,” kata Waluyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif