Soloraya
Kamis, 27 Agustus 2015 - 05:10 WIB

KURS RUPIAH : Menteri: Investasi Boyolali Tetap Kondusif

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kurs rupiah yang terus anjlok dinilai tak pengaruhi kondusifitas iklim investasi.

Solopos.com, BOYOLALI — Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dinilai tak akan memengaruhi kondusifitas iklim investasi di Boyolali.

Advertisement

“Tergantung jenis industri dan dari sisi mana kita melihatnya. Sebagai contoh, industri garmen penurunan kurs rupiah sedikit banyak tidak mempengaruhi,” tutur Menteri Perindustrian, Saleh Husin, ketika dijumpai Solopos.com sesaat setelah peresmian pabrik baru PT Eco Smart Garment Indonesia, salah satu anak perusahaan PT Pan Brothers TBK yang berlokasi di Kecamatan Klego, Boyolali, Rabu (26/8/2015).

Menurutnya, momen lemahnya rupiah justru membuka kesempatan untuk tumbuh kembangnya investasi di Indonesia, terutama Boyolali, karena segala sesuatunya menjadi lebih murah. Menurutnya, iklim investasi di Boyolali sangat potensial dan berprospek, terbukti dengan banyaknya pengembangan-pengembangan industri yang semakin pesat di Kota Susu.

Menurutnya, meski iklim investasi di Boyolali kondusif, guna mengantisipasi dan menyiasati dampak semakin lemahnya rupiah pada industri-industri menengah dan kecil di Boyolali, dia menyarankan para pelaku industri dapat lebih berhemat dalam hal pembiayaan.

Advertisement

“Inilah kesempatan orang menanamkan investasinya di Indonesia. Kita koordinasikan dengan kementrian lain, bagaimana caranya agar cost industri bisa lebih murah. Kita juga telah tujuh tahun berturut-turut mengembangkan teknologi mesin industri untuk memperbaiki kinerja industri dalam negeri,” imbuh dia, Rabu.

Dia menjelaskan dampak buruk bisa diminimalisasi dengan efisiensi pembiayaan dan peningkatan efektifitas kerja karyawan. Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menanggulangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menimpa sejumlah pelaku industri dalam negeri. Peningkatan produktifitas tenaga kerja dan efisiensi cost produksi dapat menjadi jurus atasi melemahnya rupiah.

“Kita tidak menutup mata, ada industri yang terkena dampak dari melemahnya kurs rupiah. Ibarat tanaman, kan ada yang sehat, ada yang tidak. Tumbuh kembangnya juga beda. Demikian juga dengan industri. Untuk Boyolali, saya lihat iklim investasinya secara umum bagus,” jelas dia, Rabu.

Advertisement

Sementara itu Corporate Secretary General Manager PT Pan Brothers, Iswar Deni, membenarkan melemahnya kurs rupiah tidak terlalu berdampak karena antara ekspor dan impor di perusahaannya seimbang.

“Meski keuntungan sedikit menurun, tapi sejauh ini aman, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan cost saja,” tutur dia saat dijumpai Solopos.com di acara peresmian pabrik baru PT Eco Smart Garment Indonesia, Rabu siang.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif