News
Rabu, 26 Agustus 2015 - 19:00 WIB

JEPANG VS TIONGKOK : Tak Cuma Kereta Cepat, Ini Tawaran Jepang Atasi Pelemahan Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Jepang vs Tiongkok kian sengit bersaing dekati Indonesia. Inilah tawaran Jepang.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Jepang menawarkan kerja sama untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi dan penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing.

Advertisement

Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto, mengatakan pihaknya menawarkan peningkatan kerja sama ekonomi sebagai tanggapan terhadap ketidakstabilan nilai tukar mata uang global. Kerja sama tersebut akan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara yang telah terjalin selama puluhan tahun.

Izumi Hiroto menuturkan salah satu yang diajukan adalah kerja sama bidang maritim karena Jepang sedang melakukan promosi dan mengadakan forum kemaritiman. Kerja sama sektor kemaritiman juga diharapkan mampu mengembangkan pembangunan kawasan timur Indonesia.

“Kami ada kebijakan promosi, namanya promosi dan forum maritim untuk mengembangkan pembangunan kawasan timur Indonesia,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Advertisement

Menurutnya, dirinya juga membicarakan proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, Jepang bersaing keras dengan Tiongkok untuk memberikan penawaran terbaik kepada Pemerintah Indonesia.

Dia menyebutkan Jepang menawarkan skema kerja sama pembangunan kereta api super cepat yang dimiliki dan dikelola oleh Indonesia. Jepang juga berharap moda transportasi tersbeut dapat memperlancar arus barang dan orang di dua daerah tersebut sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami tetap menargetkan uji coba kereta api super cepat pada 2019 dan beroperasi pada 2021. hal tersebut sudah kami sampaikan pada pertemuan sebelumnya,” ujarnya.

Advertisement

Hiroto juga menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memutuskan langsung pihak mana yang akan membangun kereta api super cepat setelah menerima laporan dari tim penilai. Pasalnya, saat ini pemerintah melalui konsultan independen masih melakukan penilaian terhadap proposal kerja sama yang diajukan kedua negara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif