News
Senin, 24 Agustus 2015 - 08:15 WIB

PENCULIKAN SRAGEN : Lompat Jendela hingga Adang Motor, Ini Kisah Ratih Kabur dari Penculik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban penculikan yang berhasil meloloskan diri, Ratih Marganingsih, 16, dipeluk ibundanya, Darsi Rahayu, 46, di rumahnya di Dusun/Desa/Kecamatan Sambirejo, Sragen, Minggu (23/8/2015). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penculikan di Sragen ini menimpa seorang gadis 16 tahun pelajar kelas 1 SMA.

Solopos.com, SRAGEN — Ratih Marganingsih, gadis Sragen berusia 16 tahun yang diculik oleh orang-orang tak dikenal, Sabtu (22/8/2015) malam, mampu kabur seorang diri dari gudang tempat dia disekap. Dia lolos dari kejaran para penculik di tegalan terjal dan gelap, hingga pingsan sebelum sampai di rumah.

Advertisement

Di lokasi penyekapan yang berupa gudang bekas penyimpangan tepung, Ratih diperlakukan kasar, dibentak, dan punggungnya ditendang, bahkan diancam dibunuh. “Kalau ayahmu tidak mengembalikan uang, saya bunuh kamu,” kata seorang dari mereka.”

Setelah beberapa jam disekap di sebuah gudang, Ratih meminta izin untuk buang air kecil di toilet. Di toilet dia melihat jendela kaca yang sudah keropos. Keberanian gadis itu tiba-tiba muncul. Dengan bekal batu, dia berusaha memecah kaca itu secara perlahan-lahan.

“Pertama-tama kaca itu saya pukul di bagian pinggir sampai kaca itu retak-retak. Setelah itu bagian tengah saya dorong. Setelah kaca pecah, saya langsung meloncat keluar dari jendela. Saya jatuh dengan suara gaduh sehingga membuat mereka tahu,” ujarnya.

Advertisement

Di tengah kegelapan, Ratih terus berlari melintasi tegalan yang kering. Orang-orang itu tidak tinggal diam. Mereka mengejar Ratih di melewati tegalan bermedan terjal yang naik turun.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Ratih sampai di sebuah jalan setelah berlari sejauh sekitar 4 km. Di jalan itu, dia mengadang seorang pria yang mengemudikan sepeda motor.

“Orang itu mau mengantarkan saya ke dekat Pasar Bunder. Dengan uang Rp2.000 yang akan digunakan untuk membeli koyo, saya naik bus menuju rumah Bu Ayu Lestari, teman ibu saya. Saya tidak turun di Sambirejo karena uangnya tidak cukup,” paparnya.

Advertisement

Sesampainya di rumah Ayu Lestari di Dusun Bontet, Srimulyo, di Gondang, Sragen, Ratih langsung tidak sadarkan diri. “Begitu mendapat laporan, kami berupaya mencari ayahnya di Mojogedang, Karangnyar. Tapi dia sudah melarikan diri. Kami optimistis akan menangkap para pelaku penculikan setelah mengorek keterangan dari ayahnya,” kata Kapolsek Sambirejo, Kabar Bandianto, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif