Soloraya
Senin, 24 Agustus 2015 - 06:00 WIB

PENCULIKAN SRAGEN : Diduga Ayah Punya Utang, Gadis 16 Tahun di Sragen Sempat Diculik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penculikan bocah (bestfamilytraditions.com)

Penculikan di Sragen ini menimpa seorang gadis 16 tahun pelajar kelas 1 SMA.

Solopos.com, SRAGEN — Seorang gadis Sragen yang masih berusia 16 tahun diculik oleh orang-orang tak dikenal, Sabtu (22/8/2015) malam. Beruntung, setelah disekap, dia mampu melarikan diri seorang diri dan berhasil kembali ke rumahnya. Diduga, penculikan terkait dengan utang sang ayah.

Advertisement

Peristiwa itu berawal saat gadis bernama Ratih Marganingsih, 16, pelajar kelas I SMA Muhammadiyah 9 Sragen, itu hendak pergi ke luar rumah. Karena pegal-pegal setelah seharian sibuk nyinom, Sabtu (22/8/2015), Ratih ingin membeli koyo.

Selepas Isya, masih mengenakan seragam karang taruna dan berbekal selembar Rp2.000, dia berjalan menuju warung yang berjarak 300 m dari rumahnya di Sambirejo, Sragen. Di pinggir jalan yang sepi, dia melihat dua mobil yang terparkir. Tanpa rasa curiga, dia melanjutkan jalan kaki menuju warung itu. Namun, yang terjadi sungguh tak di luar dugaannya.

“Begitu saya sampai di depan mobil itu, tiba-tiba pintunya terbuka. Dua orang keluar lalu menarik lengan saya memaksa masuk mobil. Saya sempat menjerit, tapi tidak ada yang mendengar. Di mobil, mulut saya disekap menggunakan kain,” kata Ratih saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Minggu (23/8/2015).

Advertisement

Ditemani ibundanya di rumah, Darsi Rahayu, 46, Ratih menceritakan pengalaman kelam yang dialaminya. Selepas dimasukkan mobil, dia dibawa ke suatu tempat yang tidak dia kenal. Di mobil itu terdapat tiga orang pria asing. Di perjalanan, dengan hati-hati, dia mengirimkan pesan pendek kepada ibundanya.

“Mak, tolong aku. Aku digowo nang mobil. Sing gowo wonge gede lemu duwur,” begitu bunyi pesan yang diterima ibundanya.

Mendapati SMS itu, Darsi panik dan berlari ke warung tempat anaknya akan membeli koyo. Dia juga sempat menelepon anak bungsunya itu, namun tidak diangkat. Dalam keadaan linglung, dia mengirimkan pesan berisi pertanyaan di mana anaknya sekarang. Namun, dia malah mendapat balasan dari pelaku penculikan yang sudah merampas ponsel anaknya.

Advertisement

Aja macem-macem, yen Marimin [ayah Ratih yang sudah bercerai dengan DR] ora mbalekne duwet, anake tak sandra,” bunyi pesan itu saat dibaca Darsi.

Ratih tidak tahu ke mana dia dibawa. Dia hanya ingat jalan yang dilewatinya melintasi kawasan Kedawung dan Pabrik Gula Mojo Sragen. Setelah itu, mobil itu masih menempuh perjalanan sekitar satu jam.

“Saya dibawa ke sebuah gudang bekas penyimpanan tepung. Di sana, saya diperlakukan kasar. Saya dibentak-bentak karena tidak bisa menyebutkan di mana ayah. Saya ditendang bagian punggung, rambut saya dijambak, saya juga dipaksa membuka mulut,” kenang Ratih.

Selain mendapat perlakuan kasar, Ratih juga diancam dibunuh. “Kalau ayahmu tidak mengembalikan uang, saya bunuh kamu,” kata seorang dari mereka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif