Soloraya
Senin, 24 Agustus 2015 - 09:55 WIB

BATIK KLATEN : Ekspor Batik Desa Jarum Lesu, Konsumen Lokal Terus Melaju

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjaga salah satu stan batik, Sarwini, menunjukkan kain batik hasil kerajinan warga Desa Jarum, Bayat, Klaten, Minggu (23/8/2015), saat digelar festival dan pameran batik di desa setempat. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Batik Klaten yakni batik dari Desa Jarum, Bayat, kini diminati konsumen lokal, namun ekspor lesu.

Solopos.com, KLATEN – Ekspor kerajinan batik asal Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten, akhir-akhir ini lesu. Kondisi itu berbanding terbalik dengan minat konsumen lokal yang justru meningkat.

Advertisement

Ketua Paguyuban Batik Taruntum Desa Jarum, Miyanto, mengatakan selama ini batik alam dan batik kayu buatan para pengrajin Desa Jarum menyasar sejumlah negara Eropa seperti Italia dan Spanyol.

Selain itu, ekspor hasil kerajinan warga Jarum juga sampai ke Amerika Serikat, Filipina, serta Australia.

Advertisement

Selain itu, ekspor hasil kerajinan warga Jarum juga sampai ke Amerika Serikat, Filipina, serta Australia.

Sasaran pasar ekspor menjadi andalan para perajin Desa Jarum sejak 2004 lalu lantaran tingginya peminat kerajinan batik terutama batik kayu di luar negeri.

Namun, dua tahun terakhir perdagangan hasil kerajinan ke pasar luar negeri terus menurun.

Advertisement

Kondisi itu berbanding terbalik dengan pasar dalam negeri. Dia mengatakan peminat kerajinan batik asal Desa Jarum terus meningkat mencapai sekitar 300%.

“Kemungkinan level ekonomi di Indonesia yang mulai membaik ikut mengatrol penjualan suvenir. Pasarnya berada di Jogja, Bali, dan Jakarta. Biasanya diambil pedagang-pedagang itu yang kemudian dijual di toko-toko besar,” jelas dia.

Ketua Kelompok Pembatik Kain Desa Jarum, Suratmi, menjelaskan di desanya terdapat 39 pengrajin batik yang terbagi dalam dua paguyuban yakni Putri Kawung dan Taruntum.

Advertisement

Soal pemasaran produk, Suratmi mengatakan beragam cara dilakukan para perajin di desa setempat. Salah satunya memanfaatkan media sosial (medsos). Meski dinilai belum terlalu efektif, pemasaran melalui medsos turut mendongkrak dan menyebarkan hasil karya kerajinan warga setempat.

Pada bagian lain, Kepala Desa (Kades) Jarum, Suratmi, mengatakan Festival Batik Bayat 2015 digelar selama tiga hari yakni Jumat-Minggu (21-23/8/2015). Tahun ini, kegiatan itu dibiayai Pemkab Klaten.

Namun, dari 60 stan pameran yang disediakan panitia, hanya belasan pengrajin yang memamerkan produk mereka. “Seharusnya yang kosong diisi oleh pengrajin dari luar Desa Jarum. Tetapi, ternyata tidak datang,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif