News
Minggu, 23 Agustus 2015 - 21:30 WIB

KELANGKAAN DAGING SAPI : Daging Sapi Mahal karena Sistem Logistik Bermasalah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang mengiris daging sapi di Pasar Kadipolo, Laweyan, Solo, Selasa (18/8/2015). Harga daging sapi dan ayam masih cukup tinggi meski pasokan ke pedagang masih stabil. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kelangkaan daging sapi dan harganya yang mahal disinyalir karena sistem logistik Indonesia yang bermasalah.

Solopos.com, GRESIK — Kelangkaan dan harga daging nasional yang mahal, disinyalir diakibatkan sistem logistik nasional yang buruk. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, permasalahan tersebut adalah masalah klasik yang masih terjadi hingga kini.

Advertisement

“Harga daging di Malaysia cuma Rp50.000/kg – Rp60.000/kg. Kenapa di sini lebih mahal? Berarti ini ada yang salah di sistim logistiknya,” ujar Darmin Nasution, Minggu (23/8/2015).

Menurutnya Darmin Nasution penting bagi Indonesia untuk membangun pusat logistik nasional. Pusat logistik tersebut memiliki sistem yang baik dan terintegrasi dengan sejumlah infrastruktur pendukung. Untuk itu, Darmin mendukung proses pembangunan kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang dilakukan di Gresik, Jawa Timur.

Kawasan industri yang terintegrasi menurutnya mampu membuat sistem distribusi logistik lebih efisien. Di sisi lain, dengan adanya kawasan tersebut, akan mempermudah pengawasan dari pemerintah.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky mengatakan JIIPE sangat potensial menjadi salah satu wilayah KEK. Pasalnya, kawasan ini direncanakan akan diintegrasikan dengan sejumlah infrastruktur pendukung.

Sejumlah infrastruktur pendukung yang akan dibangun tersebut a.l. pelabuhan laut dalam, power plant, jalan tol, kereta api, dan juga pusat logistik bagi sejumlah industri di Gresik.

“Kawasan industri yang terintergrasi dengan pelabuhan, potensial untuk dikembangkan sebagai pusat logistik dan KEK. Dengan demikian dapat membuat biaya logistik lebih efisien,” ujar Franky, Minggu (23/8/2015). Untuk itu pihaknya mengaku akan segera membicarakan hal tersebut dengan sejumlah pihak terkait, terutama Bea Cukai.

Advertisement

Di sisi lain, menurutnya dengan adanya kemudahan logistik, baik menyangkut ekspor dan impor, dapat memperkuat daya tarik kawasan ekonomi khusus Indonesia. Di samping berbagai kemudahan fiskal dan non fiskal yang saat ini tengah dipersiapkan pemerintah bagi para investor

JIIPE sendiri memiliki kawasan industri seluas 2.933 hektar, dan dilengkapi dengan pelabuhan laut seluas 406 hektar dan juga kawasan hunian sebesar 77 hektar. Kawasan ini merupakan daerah yang dikelola secara patungan oleh PT AKR dan Pelindo III, dengan nilai investasi mencapai Rp50 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif