Soloraya
Jumat, 21 Agustus 2015 - 22:15 WIB

TENAGA KEPENDIDIKAN : Sragen Kekurangan 4.000 Guru SD

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru mengajar. (JIBI/Solopos/Dok.)

Tenaga Kependidikan, Pemkab Sragen masih kekurangan ribuan guru SD.

Solopos.com, SRAGEN–Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman mengklaim seratusan sekolah dasar di Bumi Sukowati mengalami kekurangan guru sebanyak 4.000 orang. Kekurangan tersebut didasarkan hasil kajian Dinas Pendidikan (Disdik) dan United State Agency for International Development (Usaid).

Advertisement

Agus mengaku sumber daya manusia (SDM) guru memang perlu ditata ulang dan ditambah tenaga pendidik yang baru. Dia mengatakan rekrutmen guru SD dan kebutuhan sekolah masih kekurangan banyak. “Kami masih membutuhkan 4.000 orang guru untuk memenuhi kebutuhan guru di semua SD di Sragen. Pemerintah pusat ya ora [tidak] mungkin mau menutup kekurangan itu karena ora tahu ngeki [tidak pernah memberi] kuota,” kata Agus saat ditemui wartawan seusai melantik 122 kepala SD se-Kabupaten Sragen, Jumat (21/8/2015).

Agus sempat menyinggung mutasi kepala sekolah yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 28/2010. Bupati berkewajiban memutasi para kepala sekolah setiap delapan tahun sekali agar tunjangan profesi guru mereka bisa terbayarkan terus. Kebijakan mutasi 122 kepala SD itu bagian dari pelaksanaan Permendiknas tersebut.

Dia mengungkapkan selama ini kepala sekolah yang berinisiatif merekrut guru wiyata bakti (WB) untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah masing-masing. Agus tidak menutup mata dengan persoalan itu kendati Peraturan Pemerintah (PP) No. 48/2005 tidak membolehkan perekrutan tenaga honorer.

Advertisement

“Tetapi di dalam peraturan lainnya, kami diizinkan untuk merekrut guru WB. Kalau menunggu kuota dari pusat jelas tidak mungkin,” katanya.

Agus mulai perhatian dengan nasib para guru WB yang hanya mendapatkan insentif alakadarnya dari dana sekolah masing-masing. Mulai Januari 2016, Agus berencana mengambil APBD untuk insentif para guru WB senilai Rp200.000 per orang per bulan.

“Saya sebenarnya trauma dengan adanya job training yang sempat muncul beberapa tahun lalu. Atas dasar itu, kami perlu hati-hati dan cermat. Sebelum program insentif itu digulirkan mereka sudah menerima insentif dari sekolah. Saya melihat kenyataan bahwa tenaga guru WB sangat dibutuhkan di sekolah dan satuan kerja. Setelah mempertimbangkan banyak hal ya akhirnya dianggarkan saja di APBD,” tutur dia.

Advertisement

Agus berencana menata dunia pendidikan secara proporsional termasuk proporsional jumlah sekolahnya. Kebijakan penggabungan SD, kata Agus, tentu ada namun peran itu ada di Disdik Sragen.

Sekretaris Disdik Sragen, Suwardi, menyatakan sebenarnya kekurangan guru SD di Sragen hanya 1.300 orang. Namun bila dikomulatif dengan banyaknya guru SD yang berpotensi pensiun sampai 2018, kata dia, memang jumlahnya mencapai 4.000 orang kebutuhannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif