Kasus terorisme yang berbasis di Poso terus menjadi target Polri.
Solopos.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengatakan Polri tidak akan menyurutkan upaya penangkapan gembong teroris Santoso meski belum lama ini dilaporkan anggota Polri tewas tertembak oleh kelompok Majelis Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu, di Poso, Sulawesi Tengah.
“Tetap kita akan lakukan operasi pengejaran,” kata Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Badrodin Haiti mengungkapkan pihaknya akan mengevaluasi terjadinya peristiwa ini. Menurut dia tiap operasi yang digelar tidak dapat begitu saja menangkap gembong teroris Santoso. Sebab sekalipun ditangkap pengikut-pengikutnya masih ada.
“Tetapi kan kelompok teroris Santoso yang kena pun, kita masih ada Santoso-Santoso lain. Kan bagian juga dari strategi mereka,” katanya.
Badrodin Haiti menambahkan kelompok Santoso mendiami wilayah yang luas sehingga menyulitkan aparat untuk menyergapnya. “Terlalu luas daerahnya. Kemarin dilakukan operasi dan latihan TNI saja, ribuan orang juga belum bisa selesaikan persoalan,” katanya.
Sebelumnya, operasi pengejaran teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso memakan korban anggota Polri bernama Kasubden Gegana Poso Den B Brimob Landangan Poso, Iptu Brayen Theopani. Anggota Polri itu dilaporkan tewas tertembak, pada Rabu (19/8/2015) lalu.
Peristiwa berawal saat dua regu Brimob mengevakuasi mayat teroris yang diduga Urwah alias Bado setelah dilumpuhkan sehari sebelumnya. Namun saat perjalanan, kelompok Santoso berhasil menyerang anggota Brimob yang tengah melakukan evakuasi sehingga terjadi kontak senjata sekitar 15 menit. Korban dilaporkan mengalami luka tembak di rusuk kanan.