Soloraya
Kamis, 20 Agustus 2015 - 17:40 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Benih 40 Ton Kedelai untuk Suplai 16.000 Ha di Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BPTP Jateng, Ismail Wahab, menyerahkan alat pertanian kepada perwakilan petani di Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pertanian Sragen, BPTP Jateng memanen kedelai varietas unggul seluas 40 hektare.

Solopos.com, SRAGEN–Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah (Jateng) memanen tanaman kedelai varietas unggul seluas 40 hektare di Dukuh Soko, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gondang, Sragen, Kamis (20/8/2015). Kedelai tersebut bakal dijadikan benih untuk menyuplai kebutuhan 16.000 hektare lahan di Jateng.

Advertisement

Semula BPTP menjadwalkan panen simbolis dengan menghadirkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Rencana itu batal digelar karena produktivitas kedelai di Tegalrejo tidak sesuai harapan. Kepala BPTP Jateng, Moh. Ismail Wahab, memprediksi produktivitas kedelai di areal 40 hektare itu bisa mencapai dua ton per hektare. Namun prediksi tersebut meleset dan produktivitas kedelai itu anjlok hampir 50% karena kekurangan air.

Ismail, sapaan akrabnya, mengatakan kebutuhan benih kedelai di Jateng mencapai 200 ton pada 2015. Untuk memenuhi kebutuah benih itu, kata dia, BPTP menggandeng petani untuk menanam kedelai varietas unggul di tiga kabupaten, salah satunya di Tegalrejo, Gondang, Sragen. Selebihnya, kata dia, didapat dari wilayah Kebupaten Klaten dan Sukoharjo.

“Kami sudah membantu biaya kepada petani di Tegalrejo untuk memenuhi kebutuhan air untuk tanaman kedelai agar hasilnya maksimal. Tampaknya airnya memang susah didapat. Produktivitasnya menjadi kurang dari dua ton. Ya, target kami minimal satu ton per hektare atau 40 ton. Benih 40 ton itu bisa untuk memenuhi kebutuhan benih 16.000 hektare,” ujar Ismail.

Advertisement

Dia mengatakan benih itu ditanam petani dan hasilnya kembali kepada petani. Dia menyampaikan fungsi BPTP hanya penyebaran varietas. Dia berharap setiap kabupaten memiliki program mandiri benih. Dalam kesempatan itu, Ismail juga mendatangkan dua pakar pertanian untuk berdiskusi dengan petani, yakni Marwoto dan Darman.

Ketua Kelompok Tani Tani Santosa Desa Tegalrejo, Harwito, 51, mengatakan pertanian di Tegalrejo merupakan sawah tadah hujan dan mengandalkan irigasi dari Waduk Bayut dan Gebyar. Dia menyebut luas lahan pertanian di Tegalrejo mencapai 224 hektare dan 40 hektare di antaranya dipilih BPTP untuk lahan tanaman kedelai bibit unggul.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif