Soloraya
Rabu, 19 Agustus 2015 - 17:55 WIB

SANITASI LINGKUNGAN KARANGANYAR : Duh, 19 Keluarga BAB Di Sungai Dekat Rumdin Bupati

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Saluran air di Kampung Dompon, Karanganyar, yang menjadi tempat pembuangan air besar (kotoran) bagi 19 keluarga di RT 001 dan RT 002/RW 008, Karanganyar, Rabu (19/8/2015). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sanitasi lingkungan karanganyar, ada 19 keluarga yang memanfaatkan sungai dekat rumah dinas bupati untuk MCK.

Solopos.com, KARANGANYAR–Sebanyak 19 keluarga di RT 001 dan T 002/RW 008 Kampung Dompon, Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Karanganyar membuang air besar (BAB) di jamban tanpa septic tank buatan. Jamban-jamban di rumah warga hanya disalurkan dengan saluran air yang melintas di dekat rumah mereka.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (19/8/2015), rumah-rumah warga tersebut berdiri di atas saluran air. Perilaku BAB tak sehat tersebut telah berlangsung puluhan tahun terakhir. Ironisnya rumah-rumah warga hanya berjarak beberapa puluh meter dari Rumdin Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Situasi diperparah dengan mulai mengeringnya air saluran pada musim kemarau. Pengamatan Solopos.com, air saluran tinggal sedikit. Benda apa pun yang masuk ke sungai akan sulit terbawa arus.

Sanitarian atau petugas sanitasi Puskesmas Karanganyar, Lasimaningsih, saat ditemui Solopos.com di kantornya mengonfirmasi data tersebut. Menurut dia 19 keluarga tersebar di RT 001/RW 008 dan RT 002/RW 008.

Advertisement

“Rumah mereka ada di atas sungai. Mereka mempunyai jamban tapi saluran pembuangnya disalurkan ke sungai. Perilaku ini salah dan jelas tidak sehat, membahayakan kesehatan masyarakat,” kata dia.

Lasimaningsing mengklaim berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan penyuluhan dalam pertemuan TP PKK, atau pertemuan di kantor kelurahan. Pendekatan kepada 19 keluarga tersebut dan tokoh masyarakat pernah dilakukan tahun lalu. Saat itu Kelurahan Karanganyar diproyeksikan menjadi daerah bebas BAB sembarangan (BABS).
Tapi upaya-upaya yang dilakukan Puskesmas selalu mentok.

“Pendekatan terus kami lakukan tapi mentok. Masalah utama 19 keluarga ini belum terlesaikan. Mereka tak punya lahan lain,” imbuh dia.

Advertisement

Lasimaningsing menjelaskan pihaknya tidak bisa menyentuh ke persoalan tidak adanya pilihan lahan bagi warga. “Saya orang kesehatan, tidak bisa bicara soal lahan atau relokasi,” sambung dia.

Lasimaningsih menuturkan sempat ada wacana membuat jamban komunal bagi 19 keluarga. Jamban bersama tersebut direncanakan dibangun di belakang Rumah Bersalin (RB) Panca Warga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif