News
Rabu, 19 Agustus 2015 - 13:20 WIB

PENEMUAN JANIN : Orok 5 Bulan Tersangkut Senar Pemancing

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air pada puing sisa kebakaran di gudang pabrik tripleks di Depok, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Selasa (18/8) pagi. (JIBI/Harian Jogja/dok-Warga Gamping, Sleman)

Penemuan janin oleh seorang pemancing.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Seorang warga menemukan sesosok orok saat memancing di tepi Sungai Serang, Selasa (18/8/2015). Orok tersebut diduga diaborsi saat usia lima bulan dan dibuang orangtuanya di sungai.

Advertisement

Sugiarto, 36, saksi mata mengaku menemukan orok tersebut sudah tersangkut senar pancingnya. Warga Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah itu, awalnya mengira sampah yang menyangkut di senar pancing. Namun, saat akan diambil, dirinya kaget karena benda tersebut tampak memiliki tangan dan kaki.

“Tadinya saya kira sampah, mau saya ambil, ternyata itu bayi. Lalu saya langsung ke rumah Pak Lurah [Kades Glagah] melaporkan kalau saya nemu bayi,” ujar Sugiarto.

Kejadian tersebut langsung mengundang perhatian warga. Warga sekitar pun langsung mendatangi lokasi penemuan bayi. Tak berlangsung lama, Tim SAR dan Kepolisian Sektor (Polsek) Temon langsung mendatangi lokasi. Petugas juga langsung mengevakuasi bayi yang masih tersangkut senar pancing dan langsung membawanya ke tepi sungai untuk dilakukan pemeriksaan.

Advertisement

Menurut pemeriksaan Petugas Medis Puskesmas Temon II Deny Rahmawati, diketahui bayi tersebut baru tewas sekitar satu hari. Pasalnya, tubuh orok tersebut belum terlalu kaku. Berdasarkan pemeriksaan fisik, bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki. Pada bagian tubuhnya, ditemukan luka robek pada plasenta dan terdapat memar di bagian kepala.

“Memar di bagian kepala kemungkinan efek pembusukan, bukan karena terbentur. Selain itu, plasenta juga sudah robek, dari ciri fisik ada manipulasi-manipulasi saat proses kelahirannya,” kata Deny.

Deny menambahkan, pemeriksaan akan dilakukan lebih lanjut di RSUD Wates untuk mengetahui penyebab kematian bayi. Deny mengaku belum dapat memastikan, apakah bayi tersebut dilahirkan secara paksa melalui aborsi atau tidak. Penyebab kematian bayi baru dapat dipastikan setelah melewati pemeriksaan otopsi.

Advertisement

“Tergantung nanti bagaimana polisi. Apa perlu diotopsi lebih lanjut atau tidak. Namun, kami tidak bisa memastikan, apakah bayi ini diaborsi atau seperti apa,” imbuh Deny.

Orok tersebut diduga masih belum cukup bulan untuk dilahirkan. Kemungkinan bayi tersebut baru berusia lima bulan saat dalam kandungan, lalu digugurkan karena tidak diinginkan oleh orang tuanya. Panit Reskrim Polsek Temon Aiptu Aris Saryono mengatakan, jasad bayi bayi tersebut langsung dibawa ke RSUD Wates guna pemeriksaan selanjutnya.

“Kami masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Saksi juga sudah diminta keterangannya atas penemuan bayi tersebut,” jelas Aris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif