News
Minggu, 16 Agustus 2015 - 16:30 WIB

TERORISME DI SOLO : Densus 88 Buat Anak Trauma Berat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Densus 88 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Terorisme di Solo, penggeledahan yang dilakukan Densus 88 membuat trauma anak yang mengalami kekerasan dalam proses itu.

Solopos.com, SOLO–Penggeledahan barang bukti (BB) kasus terorisme di rumah salah satu tersangka, Sugiyanto, 35, meninggalkan trauma mendalam bagi beberapa anak yang mengalami kekerasan dalam proses tersebut. Komisi Perlindungan Anak (KPA) diminta ikut mengambil sikap atas dugaan kesewenangan Densus 88 terhadap hak anak.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (16/8/2015), sempat terjadi kekerasan yang menimpa Jihan, 3, dan Daffa, 5. Keduanya adalah anak Ira Juwita, 26, rekan Eni Setyowati, istri Sugiyanto, yang waktu itu kebetulan mampir di rumah Sugiyanto di bilangan Kampung Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon.

Kedua anak balita ini terjengkang dari sepeda motor bersama ibunya setelah didorong dengan pintu mobil oleh petugas Densus. “Waktu itu saya habis jemput sekolah, terus mampir ke sini [rumah Sugiyanto]. Tak berapa lama saya diminta pulang oleh keluarga Sugiyanto karena mau ada ramai-ramai [penggeledahan], takut anak nanti trauma,” ujar Ira saat ditemui wartawan di rumah Sugiyanto.

Saat hendak bergegas pulang, Ira menyebut ada mobil Avanza milik petugas yang mendekatinya. Ia pun tetap menjalankan kendaraannya lantaran tak curiga. Setelah merasa dibuntuti, Ira menghentikan sepeda motornya. Saat itu mobil juga ikut berhenti. Ketika Ira memacu kembali kendaraannya, orang di dalam mobil malah membuka pintu mobil dengan keras sehingga membuat Ira dan kedua anaknya terjengkang. Akibat kejadian itu Daffa mengalami bengkak di kepala sementara Jihan tak hentinya menangis. Sementara Ira mengalami luka di bagian jari.

Advertisement

“Waktu itu kondisi kami tergencet kendaraan. Bukannya ditolongi, mereka langsung berlalu tanpa meminta maaf sedikitpun,” keluhnya.

Ira mengatakan kondisi kedua anaknya kini trauma berat sehingga sering terlihat murung. Dia tak mengizinkan wartawan mengambil gambar anaknya. Perwakilan keluarga Sugiyatno yang juga Pejabat Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono, melihat ada unsur kesengajaan dalam tindak kekerasan tersebut.

“Kalau mendengar kronologi yang disampaikan, kuat dugaan memang disengaja.”

Advertisement

Koordinator Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Siane Indriani, sudah menerima informasi kekerasan pada anak dalam proses penggeledahan Densus 88. Pihaknya akan menjadikan kejadian tersebut sebagai catatan tim pencari fakta.
“Kami juga akan menjajaki komunikasi dengan KPA. Hal ini karena langkah Densus telah menimbulkan kondisi traumatik pada anak,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif