Terorisme di Solo, Densus 88 menyatakan bahan peledak dicampur dengan metode diblender.
Solopos.com, SOLO–Ahli bom Densus 88 Antiteror Mabes Polri, AKBP Sunandi, mengatakan sejumlah bahan peledak yang ditemukan Densus 88 termasuk jenis baru.
“Kami menemukan bahan peledak yang tergolong baru. Jadi bahan-bahan ini dicampur dengan metode basah yakni diblender setelah itu dikeringkan. Bahan-bahan itu lebih efisien karena bisa diledakkan lebih rendah atau lebih tinggi,” ucap Sunandi, dalam jumpa pers bersama Kapolda Jateng Irjen Pol. Nur Ali di Mapolresta Solo, Jumat (14/8/2015).
Sementara itu, Direktur Intelejen (Dir Intel) Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kombes Pol Ibnu Suhendra, mengatakan Densus 88 telah menyita sejumlah barang bukti itu di empat lokasi. “Tiga lokasi di Solo dan satu lokasi di Karanganyar.”
Menurut Ibnu, kondisi bahan peledak tersebut sudah hampir siap diledakkan. “Hanya butuh waktu satu atau dua jam untuk merangkai, bom sudah bisa diledakkan,” kata Ibnu.
Dalam jumpa pers itu polisi menunjukkan sejumlah barang bukti yang telah disita saat penggeledahan Rabu dan Kamis kemarin. Barang bukti yang ditaruh berjejer di atas meja panjang itu berupa potasium, 21 buah switch atau pemicu ledakkan, sejumlah rangkaian elektronik, sepasang sepatu booth, lima bungkus serbuk putih, blender, bendera ISIS, jeriken hitam yang bertuliskan asam nitrogen, rangkaian lampu hias, dan barang bukti lainnya.
Polisi juga sempat menunjukkan kaus hitam bertuliskan “Siap Terbunuh atau Menang”, dan selembar kertas ukuran A3 berwarna cokelat yang berisi skema pembuatan bom. Dalam kertas tersebut juga terdapat tulisan, “Kekuatan itu adalah melempar, kekuatan terbaik adalah ledakan”.