News
Kamis, 13 Agustus 2015 - 18:15 WIB

TERORISME DI SOLO : Densus 88 Temukan Bom Siap Ledak di Kebakkramat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat petugas Brimob Polresta Solo dengan senjata lengkap berjaga di mulut gang di Jl. Kyai Mojo Gang 1, Kampung Mojo, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Kamis (13/8/2015). (Muhammad Irsyam Faiz/JIBI/Solopos)

Terorisme di Solo, Densus 88 menggerebek di sebuah tempat indekos di Desa Waru Kebakkramat

Solopos.com, KARANGANYAR–Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengamankan sejumlah barang yang diduga bahan untuk merakit bom dari salah satu kamar indekos di Dukuh Gerdu, RT 002/RW 006, Desa Waru, Kebakkramat, Rabu (12/8/2015) sekitar pukul 21.00 WIB.

Advertisement

Barang bukti yang disita adalah 21 kabel ukuran panjang sekitar 10 sentimeter, satu bungkus plastik warna hitam berisi bubuk arang, dan tiga bungkus platik warna putih berisi pupuk urea. Sejumlah barang itu ditemukan pada salah satu dari tiga kamar di indekos itu yang menghadap timur.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kamar itu disewa seorang lelaki yang mengaku bernama Rahman dari Semanggi, Solo. Dia disebut-sebut sebagai salah satu terduga teroris, Ibadurrahman, 27, yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Solo pada Rabu siang.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kamar itu disewa seorang lelaki yang mengaku bernama Rahman dari Semanggi, Solo. Dia disebut-sebut sebagai salah satu terduga teroris, Ibadurrahman, 27, yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Solo pada Rabu siang.

Sejumlah Anggota Densus 88 Antiteror menggeledah indekos milik Suwarno alias Cenggeh, 50, pada Rabu. Mereka hendak mengambil barang bukti rangkaian bom. Langkah itu merupakan pengembangan setelah penangkapan Ibadurrahman. Penggeledahan disaksikan tiga orang, yakni pemilik indekos, Suwarno, 50, Ketua RT 002, Sutarto, 62, dan Ketua Karang Taruna, Barkah Andi Prasetyo, 27.

“Ada rangkaian, pupuk urea, dan arang di dalam kamar indekos. Saya ikut menyaksikan saat penggeledahan itu. Saya menemani kakak saya [Ketua RT 002]. Dia ngewel karena kaget didatangi banyak orang pakai pakaian serba hitam. Bilang kalau mereka itu Densus 88,” kata adik kandung Sutarto, Ari, 40, saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (13/8/2015).

Advertisement

“Kayaknya ganteng. Katanya pemilik indekos, itu orang baru datang hari Minggu [9/8/2015] sore. Lalu izin pergi untuk fotokopi KTP, tetapi tidak pulang. Hla datang-datang bersama Densus 88 itu,” tutur dia.

Hal senada disampaikan Ketua Karang Taruna Tunas Muda, Barkah Andi Prayitno. Dia bercerita diminta menyaksikan penggeledahan salah satu kamar indekos. Mulai dari saat pintu kamar masih digembok, dibuka menggunakan alat serupa linggis, pensterilan kamar hingga mengamankan sejumlah barang bukti.

“Disuruh menyaksikan kalau mereka [Densus 88] datang tangan kosong. Mungkin memastikan itu tidak direkayasa. Ditemukan kabel lilitan sebanyak 21 rangkaian, belerang, arang, urea, kabel panjang, batu baterai kayak yang dipasang pada remot televisi, lampu, detonator, dan lain-lain. Ada juga kasur yang digulung,” tutur dia saat ditemui wartawan di rumahnya.

Advertisement

Barkah mengingat penggeledahan berlangsung selama satu jam. Dia juga melihat satu orang lelaki digelandang dan dijaga ketat sejumlah Anggota Densus 88 Antiteror.

“Itu indekos untuk karyawan pabrik. Ada delapan kamar. Sebelum ini normal dan aman-aman saja,” ujar dia.

Sementara itu, informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, kejadian bermula saat dua orang lelaki datang ke indekos milik Suwarno, Minggu (2/8/2015) pukul 16.00 WIB. Salah seorang diduga Ibadurrahman. Mereka bertanya kepada anak Suwarno, Wisnu Galih Pamungkas apakah masih ada kamar yang kosong atau tidak. Galih menjawab masih ada dengan tarif sewa Rp150.000 per bulan. Mereka sepakat dan membayar uang muka Rp100.000.

Advertisement

Namun, mereka tidak langsung menempati karena kamar beralih fungsi sebagai gudang. Mereka mengatakan akan kembali pada Sabtu (8/8/2015) untuk melunasi pembayaran. Mereka juga berpesan agar kamar sudah dibersihkan. Mereka menepati janji. Mereka kembali ke indekos mengendarai sepeda motor Satria F warna biru pada Sabtu (8/8/2015) pukul 17.00 WIB.

Mereka menemui Suwarno. Saat itu, Suwarno meminta fotoopi identitas kedua orang itu dan meminta pelunasan Rp50.000. Namun, dua lelaki itu menolak memberikan fotokopi identitas. Mereka beralasan akan mem-fotokopi sendiri.

“Tetapi, Pak Suwanto sempat menanyakan nama dan mencatat pada buku agenda penghuni indekos. Salah satu orang mengaku bernama Rahman,” kata Ari mengulang cerita Suwarno.

Lantas, dua orang itu masuk ke kamar membawa plastik hitam dan mengunci kamar menggunakan kunci yang telah mereka siapkan. Lalu, mereka pamit fotokopi KTP. Namun, mereka tidak kunjung kembali. Hingga akhirnya, salah satu dari dua orang lelaki yang menyewa kamar itu digelandang Anggota Densus 88 Antiteror. Mereka melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Kamis (13/8/2015) sekitar pukul 12.15 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif