Soloraya
Kamis, 13 Agustus 2015 - 14:40 WIB

SUMUR DALAM BOYOLALI : Warga Kemiri Tolak Pembangunan di Kompleks Pemkab

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja terlihat beraktivitas di lokasi pembangunan sumur dalam milik Pemkab Boyolali, Kamis (13/8/2015). Pembangunan sumur dalam ditolak warga di RT 001 dan RT 002, RW 004, Kemiri, Mojosongo. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Sumur dalam Boyolali, warga di dua RT di Kelurahan Kemiri, Mojosongo menolak pembangunan sumur dalam di kompleks Pemkab.

Solopos.com, BOYOLALI—Warga RT 001 dan RT 002 RW 004, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, menolak program pembangunan sumur dalam oleh Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali di Kompleks Perkantoran Pemkab Boyolali bagian selatan.

Advertisement

Sumur dalam akan dibangun tepat di depan Kantor Dinas Koperasi dan UMKM. Informasi yang dihimpun Solopos.com, warga merasa keberatan karena selama ini tidak pernah ada sosialisasi dari Pemkab Boyolali terkait program pembuatan sumur uji oleh DPU dan ESDM. Akibat tidak adanya sosialisasi itu, muncul perbedaan persepsi antara warga dengan pemerintah. Warga khawatir pembangunan sumur dalam akan berdampak terhadap berkurangnya sumber air di sumur dangkal milik warga.

Lurah Kemiri, Tusih Priyanta, membenarkan hal ini. Dia mengakui warga di dua RT itu sempat bergejolak dan resah setelah melihat adanya aktivitas proyek pembangunan sumur bor di lingkungan mereka.

“Warga sempat kaget karena ada pekerja bawa-bawa pipa besar lewat kampung. Pipa pipa besar itu dilewatkan Sungai Sombo langsung di bawa ke lokasi pengeboran. Setelah itu warga baru tahu kalau akan ada pembangunan sumur dalam di dekat kampung mereka,” kata Tusih, kepada Solopos.com, Kamis (13/8/2015).

Advertisement

Warga merasa keberatan karena selama ini tidak pernah ada sosialisasi dari DPU ESDM terkait program terkait pembangunan sumur dalam. “Kalau sejak awal DPU ESDM sosialisasi dan memberikan pengertian kepada warga mungkin tidak akan terjadi hal demikian. Warga khawatir sumurnya kering,” imbuh dia. Ada sekitar 40 sumur dangkal milik warga di dua RT yang khawatir terkena dampak jika ada pembangunan sumur dalam.

Ketua RT 001, Budi Santoso, mengatakan penolakan warga terkait pembangunan sumur dalam sudah jadi harga mati. “Sudah ada pertemuan warga dan hasilnya sudah kami sampaikan ke kelurahan. Warga tetap menolak pembangunan sumur dalam, tidak bisa ditawar lagi,” kata Budi.

Dia menjelaskan sumur warga di Kelurahan Kemiri berbeda dengan sumur-sumur di wilayah lain. Sepanjang tahun, sumur warga bisa mengalir deras tanpa ada pengurangan debit. “Kami berkaca pada pengalaman pembangunan sumur dalam di Slembi, dampaknya sumur warga jadi kering. Dulu, SPBU kemiri juga berencana bangun sumur dalam akhirnya ditutup.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif