Soloraya
Rabu, 12 Agustus 2015 - 04:10 WIB

PERTANIAN KLATEN : Petani Trucuk Pilih Jagung Ketimbang Kedelai

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani di Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, mengecek kondisi jagung mereka, Selasa (11/8/2015). Mereka memilih menanam jagung dibandingkan palawija lainnya karena harga jual jagung yang lebih tinggi. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pertanian Klaten yang terkendala dengan cuaca memilih menanam jagung ketimbang kedelai.

Solopos.com, KLATEN – Petani Trucuk memilih menanam jagung selama berlangsung musim kemarau. Tanaman jagung dinilai lebih prospektif dibandingkan tanaman palawija lainnya.

Advertisement

Camat Trucuk, Bambang Haryoko, mengatakan total areal pertanian di Trucuk mencapai 500 hektare. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya ditanami jagung.

“Petani di sini sering kali menanam jagung dibandingkan kedelai atau palawija lainnya. Ini sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir. Alasannya, tanaman jagung tahan di daerah minim air. Yang terpenting lagi, harga jagung dinilai lebih tinggi dibandingkan kedelai,” katanya saat ditemui wartawan di Trucuk, Selasa (11/8/2015). Harga jagung per kilogram berkisar Rp2.600-Rp2.900.

Bambang mengatakan pendapatan yang bisa dikantongi petani per 2.000 meter persegi lahan bisa mencapai Rp3 juta. Nilai tersebut dianggap lebih tinggi dibandingkan menanam kedelai yang hanya menghasilkan Rp1,5 juta dengan luas lahan yang sama.

Advertisement

“Biaya produksi biasanya berkisar separuh dari hasil panen. Hanya, tanaman jagung ini memiliki kelemahan, yakni terlalu banyak menyerap unsur hara. Hal ini menyebabkan kualitas tanah untuk musim tanam berikutnya berkurang karena tidak banyak memiliki unsur hara,” katanya.

Petani jagung asal Mireng, Slamet, 55, mengaku menanam jagung di lahannya seluas 4.000 meter persegi. Usia tanaman jagungnya baru menginjak 12 hari.

“Persoalan yang muncul di usia 12 hari biasanya ulat. Saya harus mewaspadai ancaman hama yang menyerang batang dan daun tanaman jagung ini,” katanya.

Advertisement

Pengamat agronomi Klaten dari Bisi Internasional, Arif R. Rozak, mengatakan tanaman jagung memang cocok ditanam saat musim kemarau. Tanaman jagung dianggap tahan hidup di daerah miskin air.

“Di wilayah Klaten, total lahan yang ditanami tanaman jagung jenis bisi-18 mencapai 331 hektare. Itu tersebar di berbagai kecamatan di Klaten, termasuk Kecamatan Trucuk,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif