News
Rabu, 12 Agustus 2015 - 21:25 WIB

ISIS DI INDONESIA : Densus 88 Tangkap 3 Warga Semanggi Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Penggeledahan oleh Densus 88 (JIBI/Solopos/Antara/Hayu Yudha).

ISIS di Indonesia, Belum diketahui penangkapan tiga warga Semanggi, Pasar Kliwon itu.

Solopos.com, SOLO–Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga orang warga Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Rabu (12/8/2015) . Ketiganya adalah Yus Karman, 38, warga Kampung Losari; Sugiyanto, 35, warga kampung Mojo; dan Ibadurrahman, 20 warga Kampung Mojo. Hingga berita ini ditulis, belum diketahui pasti maksud penangkapan ketiga warga itu.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari warga setempat, Yus Karman ditangkap ketika dia sedang berada di Musala Attaubah di Kampung Losari, Ibadurrahman sekitar SPBU Semanggi, dan Sugiyanto ditangkap di jalan Kampung Losari.

Selain menangkap tiga orang itu, pada sore harinya polisi juga menggeledah Musala Attaubah, kandang kambing, di RT 005/RW 003, dan sebuah rumah kontrakan di RT 004/RW 003 Kampung Losari, Semanggi.

Pantauan di lokasi rumah kontrakan, sejumlah Tim Inafis Polesta Solo dikawal petugas Brimob berpakaian lengkap dengan senjata laras panjang, menggeledah sebuah rumah dua lantai itu. Petugas juga mengeluarkan beberapa benda dari rumah tersebut dan membungkus benda-benda tersebut dengan pembungkus kertas berwarna cokelat.

Advertisement

Ketua RT 005/RW 003, Agus Sumaryawan, yang ikut dalam penggledahan itu mengaku tidak mengetahui secara pasti apa yang dibawa polisi saat itu. “Yang saya tahu, polisi mengamankan beberapa bendera warna hitam, sejumlah benda mirip baut yang dibungkus kertas cokelat, dan serbuk hitam di dalam karung, tapi saya tidak tahu itu isinya apa,” kata dia.

Benda-benda tersebut dibawa petugas ke mobil Inafis. Polisi juga menyiapkan mobil Gegana yang diparkir di Lapangan Losari.

Sejumlah sumber Solopos.com dari Polresta Solo memilih bungkam dan tidak bisa menjelaskan maksud dari penangkapan dan penggledahan itu. Wakapolresta Solo, AKBP Hariadi, juga tidak mau mengomentari terlalu jauh terkait penangkapan ini. Namun, ketika Espos menyinggung apakah penangkapan itu terkait dengan kasus terorisme, dia membenarkannya. “Iya benar [terkait terorisme] tapi saya tidak bisa komentar banyak, nanti saja,” ucap Hariadi di lokasi kejadian.

Advertisement

Sementara itu, anak dan istri Sugiyanto, serta sejumlah perwakilan keluarga lainnya mendatangi Polresta Solo untuk menanyakan maksud penangkapan tersebut. “Kami mewakili keluarga ingin minta penjelasan dari polisi apakah benar Sugiyanto ditangkap oleh polisi atau bukan. Kalau dilihat dari cara penangkapannya sepertinya sangat tidak profesional, sampai sekarang polisi belum pernah menunjukkan surat penangkapannya kepada kami,” kata salah seorang perwakilan keluarga Endro Sudarsono yang juga humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS).

Menurut Endro, penangkapan Sugiyanto dilakukan dengan cara yang tidak manusiawi, tidak prosedural dan cenderung seperti premanisme. “Kami masih tidak habis pikir, kenapa polisi menangkap keluarga kami sampai begitu. Sampai ditendang dan terjatuh ke selokan. Sudah begitu polisi malah mengeluarkan pistol,” kata Endro.

Wakil Kepala Satuan Intelejen dan Keamanan (Intelkam) Polresta Solo, AKP Bowo Haryanto, yang saat itu menerima keluarga Sugiyanto mengaku tidak mengetahui secara pasti agenda penangkapan itu. Namun, Bowo memastikan penangkapan itu dilakukan oleh petugas dari Mabes Polri. “Terus terang saya kurang tahu, tapi yang jelas itu dari Mabes Polri,” kata dia di Mapolresta Solo, Rabu petang. Polresta berjanji akan segera memberitahu keluarga dari Sugiyanto, Yus Karman, dan Ibadurrahman terkait penangkapan mereka bertiga pada Rabu siang itu.

Salah seorang warga Kampung Losari, Hamzah, 35, mengatakan sebelumnya warga sama sekali tidak menaruh curiga kepada tiga orang yang ditangkap itu. Hamzah mengatakan Sugiyanto setiap sehari-harinya berjualan bakso bakar keliling, Yus Karman sehari-hari bekerja sebagai penjual gas elpiji 3 kg keliling, sedangkan Ibadurrahman sehari-hari berjualan kaus lewat media online.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif