Soloraya
Selasa, 11 Agustus 2015 - 11:00 WIB

PERTANIAN SRAGEN : 3 Embung di Mundu Rusak, Budi Daya Pepaya Tak Optimal

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat embung di Dukuh Mundu, Mundu, Tulung, Klaten, Senin (10/8/2015). Embung tersebut dalam kondisi rusak parah sehingga tidak bisa digunakan mengairi ratusan hektare sawah di daerah Mundu. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pertanian Sragen terkendala adanya kerusakan pada tiga embung di Mundu, Kecamatan Tulung.

Solopos.com, KLATEN – Tiga embung di Mundu, Tulung, Klaten, dalam kondisi rusak parah sejak satu dekade terakhir. Lantaran pasokan air berkurang, produksi pertanian di daerah miskin air itu tidak optimal.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Mundu, Waluyo, mengatakan ketiga embung di Mundu berada di Dukuh Mundu, Dukuh Gawerejo, dan Dukuh Dungus. Ketiga embung tersebut sebenarnya difungsikan mengairi lahan pertanian di 14 dukuh di Mundu yang mencapai di atas 100-an hektare.

“Warga di sini mengandalkan keberadaan embung itu. Karena kondisinya sudah rusak parah [bocor], embung tersebut sudah tidak bisa menampung air. Akhirnya, petani di sini hanya mengandalkan air hujan. Di musim kemarau seperti ini, pasokan airnya otomatis sangat kurang,” katanya saat ditemui wartawan di Tulung, Senin (10/8/2015).

Waluyo mengatakan para petani di Mundu mengandalkan tanaman pepaya. Rata-rata usia tanaman pepaya sudah hampir satu tahun. Sayangnya, hasil panenan pepaya tidak maksimal.

Advertisement

“Kalau pasokan airnya tidak ada, otomatis pertumbuhannya tidak maksimal. Pohon pepaya di sini hanya berbuah rata-rata di di bawah lima buah untuk satu pohon. Padahal idealnya, satu pohon pepaya [saat pasokan air mencukupi] bisa menghasilkan hingga 20 buah. Satu buah pepaya di sini biasanya senilai Rp4.000,” kata dia.

Waluyo mengatakan petani di Mundu enggan memanfaatkan sumur pantek karena hal tersebut memakan biaya tak sedikit. Kedalaman sumur di Mundu bisa mencapai 70-an meter.

“Biayanya pasti membengkak kalau menggunakan sumur pantek. Sudah pasti tidak efektif. Saya pribadi hanya berharap, semoga ketiga embung di sini segera diperbaiki untuk mengairi lahan warga,” kata dia.

Advertisement

Ditemui terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Tulung, Hendri Pamungkas, mengatakan ketiga embung di Mundu memang sudah rusak dalam satu dekade terakhir. Selain di Mundu, embung di Desa Sedayu juga mengalami kerusakan.

“Mundu merupakan salah satu daerah yang miskin air. Praktis, pertanian di sana hanya mengandalkan air hujan. Perbaikan embung sudah kami usulkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Embung di sana memang harus diplester agar tak bocor lagi. Hanya sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” kata dia.

 

Advertisement
Kata Kunci : Pertanian Klaten
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif