News
Senin, 10 Agustus 2015 - 20:30 WIB

PROYEK KERETA SUPERCEPAT : Tiongkok Beberkan 3 Keunggulan Rancangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarmo (kanan) dalam kereta api bawah tanah (subway) Beijing, Tiongkok, Kamis (26/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rini Utami)

Proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung bisa segera terwujud dengan menggandeng Tiongkok.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Tiongkok membeberkan hasil rancangan proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung yang dikaji oleh konsorsium BUMN Tiongkok dan Indonesia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Advertisement

Kepala Badan Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi Tiongkok, Xu Shaoshi, mengatakan kesepakatan untuk menyusun feasibility study (FS) proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung telah digagas Indonesia dan China pada Maret 2015.

Kesepakatan yang dituangkan dalam nota kesepahaman tersebut (MoU) tersebut dimatangkan dalam kerangka kerja sama yang ditandatangani di sela-sela Konferensi Asia Afrika (KAA) April 2015 lalu. “Pada Juli, kedua negara sudah mengkonfirmasi dan pada hari ini kami sampaikan laporan FS ke Presiden Joko Widodo,” ujar Shaoshi di Kantor Presiden, Senin (10/8/2015).

Dalam laporan FS tersebut, Utusan Khusus Presiden Tiongkok Xi Jinping ini memaparkan keunggulan proyek kereta supercepat yang didesain oleh konsorsium Tiongkok-Indonesia. Keunggulan pertama, lanjutnya, proyek ini didesain dengan panjang rel 150 km, rasio jembatan dan terowongan 62%, serta kecepatan kereta 350 km/jam.

Advertisement

“Di tengahnya ada delapan stasiun, mulai dari Halim ekstensi ke Manggarai dan Gambir. Kereta cepat ini mengkoneksi kereta yang sudah ada dan LRT yang sedang dalam rancangan,” tuturnya.

Kedua, lanjut Shaoshi, Tiongkok akan memberikan harga dan dukungan pembiayaan yang kompetitif. Ketiga, konsorsium BUMN Indonesia dan BUMN Tiongkok akan membentuk perusahaan joint venture agar keuntungan dan risiko ditanggung bersama.

Dengan kerja sama yang komprehensif, mulai dari tahap perencanaan, konstruksi, pengelolaan, maintenance, hingga proses pelatihan pekerja, Shaoshi optimistis proyek ini akan menguntungkan kedua negara. “Kami bisa menjamin proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun, yaitu groundbreaking akhir Agustus, dikerjakan September, dan mulai secara luas tahun depan. Total proyek selesai pada 2018,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif