Jogja
Minggu, 9 Agustus 2015 - 13:20 WIB

UKM DIY : Kedepankan Inovasi, Perajit Serat Alam Kulonprogo Tembus Pasar Ekspor

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran kerajinan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

UKM DIY dari Kulonprogo berhasil menarik perhatian pasar.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Perajin serat alam Desa Tanjungharjo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produksi sehingga menembus pasar ekspor baik Asia, Amerika, maupun Eropa.

Advertisement

Ketua Paguyuban Perajin Bina Karya Lestari Desa Tanjungharjo Tukimin di Kulonprogo, Minggu (9/8/2015), mengatakan industri kerajunan serat alam dikelola secara turun temurun memproduksi tampar, sekarang memproduksi berbagai macam kerajinan.

“Semula produksinya hanya tali rami, msebelum ada tali rafia. Namun karena nilai ekonominya rendah, kemudian sejak 1996 masyarakat mencoba memproduksinya menjadi kerajinan dan ternyata justru diminati hingga pasar luar negeri,” kata Tukimin.

Ia mengatakan dari tali rami, perajin coba produksi kerajinan, ternyata ada nilai dolarnya. Pada 1998 hingga 2000 pas krisis, kuntungan tinggi.

Advertisement

Semula pemasarannya memang hanya ke Malioboro dan Bali saja. Namun kemudian dilirik agen-agen eksportir sehingga berbagai produk kerajinan dari Tanjungharjo bisa menembus pasar ekspor.

Menurut dia, industri kerajinan di Tanjungharjo pun berkembang pesat. Dari semula hanya ada tiga perajin kini sudah berkembang menjadi lebih dari 30 perajin dan menyerap tidak kurang dari 1.000 tenaga kerja. Selain memberdayakan warga setempat, usaha kerajinan ini juga memberdayakan tenaga kerja dari luar kecamatan bahkan luar kabupaten.

“Kami pemberdayaan, ketika diminta memberikan pelatihan sekaligus yang dilatih bisa memanfaatkan pekerjaan,” katanya.

Advertisement

Kasi Bimbingan Produksi Disperindag-ESDM Kulon Progo Hari Prasetyo mengatakan kerajinan serat serat menjadi salah satu produk unggulan Kulon Progo. Hanya saja selama ini ekspornya belum ada yang langsung tetapi melalui agen dari luar daerah.

“Kami memberikan pelatihan tata niaga ekspor, tapi untuk ekspor langsung memang masih terkendala keterbatasan SDM,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif