Umum
Sabtu, 8 Agustus 2015 - 17:00 WIB

PEMBUNUHAN SEKRETARIS DIRUT XL : Baru Dilaporkan April 2015, Inilah Keganjilan Pembunuhan Rian

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hayriantira alias Rian (Twitter)

Pembunuhan Sekretaris Dirut XL masih diselimuti banyak tanda tanya.

Solopos.com, JAKARTA — Terungkapnya kasus pembunuhan Sekretaris Dirut XL, Hayriantira alias Rian, di Hotel Cipaganti, Garut, masih menimbulkan tanda tanya besar. Dalam pandangan para pakar, ada pertanyaan yang harus dijelaskan, termasuk bagaimana bisa keluarga tak langsung melapor setelah Rian menghilang.

Advertisement

Rian ditemukan tewas di bath up kamar Hotel Cipaganti, Garut, pada 31 Oktober 2014 dan saat itu polisi belum mengetahui identitasnya. Namun Polda Metro Jaya menyatakan baru menerima laporan orang hilang bernama Hayriantira pada 14 April 2015. Pihak keluarga sendiri mengaku kehilangan Rian sejak November 2014.

“Ini yang jadi pertanyaan, mengapa ini hilang sejak Oktober 2014, tapi baru dilaporkan April. Andaikan mereka lebih cepat melapor ke polisi, polisi akan bergerak lebih cepat, dan barangkali terungkap lebih cepat,” kata Psikolog Forensik, Reza Indragiri, di Studio Metro TV, Jumat (7/8/2015).

Menurut Reza, keterangan keluarga Rian perlu ditelusuri lebih dalam. Selain lamanya Rian menghilang, kehidupan pribadi korban, termasuk kedekatan dengan tersangka Andi Wahyudi juga menarik perhatian.

Advertisement

“Apakah ada perubahan drastis, apakah ada perubahan gaya hidup dia [korban]. Aneh jika seorang ibu tiba-tiba meninggalkan anaknya begitu saja. Justru pada keluarga inilah yang menimbulkan tanda tanya,” kata Reza.

Selain itu, motif tersangka membunuh Rian juga menjadi tanda tanya. Dalam setiap kejahatan, seorang penjahat cenderung melakukan langkah untuk menutupinya dan menghulangkan barang bukti. Namun dalam kasus ini, jejak-jejak pelaku justru mudah ditemukan.

Tersangka memang telah melakukan upaya penyamaran jejak, seperti menggunakan identitas palsu dan memalsukan pelat nomor mobil saat masuk hotel. Upaya ini dinilai bukan upaya penghilangan bukti-bukti kunci.

Advertisement

“Tapi bukti kunci tidak dihilangkan pelaku, ada pemalsuan pelat nomor, identitas palsu di hotel. Ada upaya menghilangkan jejak, tapi bukan jejak pembunuhan,” kata Reza Indragiri.

Dugaan ini bukan tanpa dasar. Jika ini merupakan pembunuhan terencana, seharusnya pelaku tidak melakukan aksinya di hotel. “Apakah pelaku sejak awal berniat untuk menghabisi korban? Ini di tempat umum lho, di hotel, ada CCTV di sana. Lalu spekluasi tidak ada niatan untuk bunuh, tidak ada niatan membawa harta benda, tapi ternyata dibawa.”

Sementara itu, kriminolog Anggi Aulina, melihat pembunuh Rian bukan seseorang yang tidak pandai menutupi aksinya. “Kalau melihat dia telah menyiapkan langkah menghilangkan barang bukti, ini tidak biasa dilakukan oleh first offender atau pelaku kejahatan pertama. Dia belajar sebelumnya, seperti bagaimana menghilangkan barang bukti, bagaimana bicara di depan polisi, dan sebagainya,” kata Anggi, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif