Jogja
Sabtu, 8 Agustus 2015 - 12:20 WIB

MUSIM KEMARAU : Panas Matahari Membuat Rumput Laut Lebih Subur

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mencari rumput laut (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Musim kemarau tidak sepenuhnya merugikan. Setidaknya bagi petani rumput laut.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Hujan dan kemarau adalah dua musim yang akrab bagi masyarakat Indonesia. Keduanya, bisa membawa bencana, namun bisa juga membawa berkah. Kemarau pun tidak melulu menghadirkan kesedihan.

Advertisement

Wilayah Kecamatan Tepus, baik Sidoharjo, Giripanggung, Tepus, Purwodadi, Sumberwungu adalah titik-titik yang menurut Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul dilanda kekeringan hingga membutuhkan pasokan air bersih. Meski demikian, ada satu berkah tersendiri bagi warga Tepus, berupa keberadaan Pantai Trenggole.

Pantai Trenggole menjadi tempat tumbuhnya vegetasi rumput laut. Rumput laut yang biasanya tumbuh liar atau mengapung di pesisir ini bisa diolah menjadi beragam produk dan menjadi salah satu penunjang perekonomian warga. Salah satunya Sukinem.

Tiap hari mulai sekitar pukul 14.00 WIB, dengan berbekal karung, ia akan mulai menyusuri bibir pantai untuk memunguti rumput laut yang banyak mengambang di air. Ia tidak selalu sendirian, terkadang ia memungut rumput laut bersama suaminya. Sekitar pukul 18.00 WIB, perempuan berusia 48 tahun itu akan pulang membawa hasil yang telah ia kumpulkan. Rabu (5/8/2015) kemarin, ia pulang lebih awal, karena ia mengikuti masa pasang surut air yang membawa rumput laut mengambang ke tepian. Laut yang surut mempermudah dirinya mencabut rumput laut dari bebatuan karang.

Advertisement

Rumput laut itu akan ia jual, namun ada proses yang sebelumnya harus ia lakukan. Dalam sehari, Sukinem biasanya mampu mengumpulkan tiga hingga lima kilogram rumput laut basah.

“Di rumah, rumput laut kemudian saya jemur selama beberapa hari sampai kering. Kalau sudah kering, dijual ke pengepul rumput laut,” ujar dia, Rabu (5/8/2015).

Mengumpulkan rumput laut ia lakukan sebagai usaha menambah pemasukkan bagi keluarga, selain berjualan di pantai. Rumput laut yang ia jual ke pengepul dihargai Rp10.000 per kilogram. Biasanya Sukinem bisa menjual sekitar satu kuintal rumput laut, yang dihargai Rp1 juta.

Advertisement

Sukinem menjelaskan, musim kemarau membuat cahaya matahari lebih lama muncul dan panas, hal ini membuat rumput laut tumbuh subur dan membuat hasil yang ia dapatkan cukup melimpah. Rumput lauit pun menjadi lebih cepat kering saat dijemur.

Salah satu penikmat produk rumput laut, Krisna, mengungkapkan ia turut bersyukur ternyata rumput laut di pinggiran Pantai Trenggole bukan hanya tumbuh, namun bisa menghidupi warga sekitar.

“Saya juga kadang membeli produk olahan dari rumput laut, tetapi dijadikan makanan. Biasanya keripik, enak sih rasanya,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif