Jogja
Jumat, 7 Agustus 2015 - 17:21 WIB

PERTANIAN KULONPROGO : Petani Krisan Kesulitan Bibit

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani bunga krisan sedang melakukan pengecekan bunga-bunga yang dibudidayakan di sebuah tempat penyemaian yang dikembangkan Paguyuban Seruni Menoreh Dusun Karang, Desa Gerbosari, Samigaluh, Rabu (5/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Pertanian Kulonprogo untuk komoditas bunga krisan mengalami kekurangan bibit

Harianjogja.com, KULONPROGO – Permintaan bunga krisan yang tinggi membuat petani yang tergabung dalam Paguyuban Seruni Menoreh di Dusun Karang, Desa Gerbosari, Samigaluh kewalahan. Bahkan, petani mengaku cukup kesulitan mendapatkan bibit bunga.

Advertisement

Ketua Paguyuban Seruni Menoreh Suharso mengatakan, seiring dengan tingginya permintaan bunga krisan dari berbagai wilayah, pemenuhan bibit bunga juga cukup sulit dilakukan. Petani yang tergabung dalam kelompok tersebut mengaku cukup sulit mendapatkan pasokan bibit bunga.

“Kami cukup kesulitan mendapatkan bibit bunga. Selain itu, teknologi budidaya [bunga krisan] secara modern juga belum dapat diaplikasikan, mengingat sebagian besar petani usia lanjut dan masih menggunakan cara-cara konvensional,” ujar Suharso, Rabu (5/8).

Suharso memaparkan, produksi bunga krisan masih terbatas dan baru dapat memenuhi beberapa pasar di Jogja. Namun, pasar bunga krisan yang dibudidayakan Kulonprogo tidak hanya DIY, tetapi juga Magelang dan Purworejo. Permintaan akan bunga inipun kian meningkat dari tahun ke tahun.

Advertisement

“Baru tiga pasar yang kami sasar. Sementara wilayah-wilayah lain masih belum dapat disuplai, karena produksi kami baru terbatas,” imbuh Suharso.

Lebih lanjut Suharso mengatakan, petani bunga krisan yang tergabung dalam paguyuban ini mencapai 50 orang. Dia mengungkapkan, setiap petani mampu memproduksi sekitar 200 ikat sampai 300 ikat bunga krisan. Dalam sepekan, setidaknya ada 2.000 batang hingga 3.000 batang bunga krisan yang dapat dikumpulkan.

Susilo, salah satu petani bunga mengaku, pemasaran bunga krisan masih dilakukan satu pintu. Semua bunga yang dikumpulkan dari para petani dipasok ke paguyuban dengan tujuan untuk mengendalikan harga. Harga bunga krisan yang dibudidayakan kelompok ini dijual dengan harga dikisaran Rp9.500 hingga Rp11.000 per ikatnya.

Advertisement

“Metode penanaman juga diatur dengan ketat untuk mengantisipasi kelebihan stok yang dapat berdampak pada harga,” jelas Susilo.

Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DIY Sudarmaji menambahkan, potensi budidaya bunga krisan sangat tinggi. Bunga krisan merupakan salah satu tanaman bernilai ekonomi tinggi dan dapat dibudidayakan di lahan sempit.

Sudarmaji mengatakan, sejak budidaya bunga krisan dimulai tahun 2012, produksi bunga tersebut baru mampu memenuhi 40% dari kebutuhan komoditas tersebut di pasaran DIY. Sedangkan, sisa dari kebutuhan tersebut masih bergantung dari luar daerah.

“Kami akan terus mendamping petani dalam membudidayakan bunga krisan di wilayah ini. Samigaluh merupakan wilayah yang potensial untuk mengembangkan bunga krisan. Wilayah ini berada di pegunungan di ketinggian kurang lebih 500 mdpl, sehingga cocok untuk budidaya bunga,” imbuh Sudarmaji.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif