Jogja
Jumat, 7 Agustus 2015 - 10:20 WIB

MUSIM KEMARAU : Produksi Air PDAM Bantul Menurun 30%

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos.com/Dok.)

Musim kemarau mengakibatkan sumber air baku PDAM menurun.

Harianjogja.com, BANTUL-Sumber air baku yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Bantul menurun hingga 20-30%. Penurunan itu terutama terjadi di hampir semua titik sumber air baku dari sumur dalam. Akibatnya, pihak PDAM Tirta Dharma pun kini mau tak mau harus mengalihkan konsentrasi produksinya di air permukaan.

Advertisement

Direktur PDAM Tirta Dharma Yudi Indarto mengakui, penurunan ketersediaan air itu membuatnya harus mencari jalan lain agar produksi air baku tetap bisa berjalan. Salah satu yang kini tengah dijajalnya adalah pemanfaatan air permukaan, yakni dari Sungai Progo.

Hanya saja, ia mengeluhkan tingginya ongkos produksi jika pihaknya menggunakan air permukaan. Pasalnya, selain harus menggunakan sistem pengolahan yang komplet, ongkos produksi juga bisa meningkat setidaknya 20% lantaran penggunaan kapasitas listrik yang besar.

Beruntungnya, kini pihak PDAM Tirta Dharma Bantul mendapatkan bantuan 2 unit instalasi pengolahan air berkapasitas 50 liter per detik di kawasan Trimulyo dan Pajangan. Bantuan itu diakuinya diberikan oleh Satuan Kerja Peningkatan Kinerja Pengembangan Air Minum (Satker PKPAM) DIY.

Advertisement

“Ongkos produksi memang naik. Tapi ya bagaimana lagi,” akunya saat dihubungi, Kamis (6/8/2015) siang.

Itulah sebabnya, menghadapi ancaman kekeringan, pihaknya optimistis tetap bisa melayani masyarakat dengan maksimal. Pasalnya, selain mengandalkan kapasitas produksi yang hingga kini mencapai 270 liter per detik dengan 13 unit alat pengolahan air baku, pihaknya menjamin para pelanggan PDAM tidak akan kekurangan air bersih. “Apalagi kami menambah jam operasional dari yang semula 20 jam menjadi 24 jam,” imbuhnya.

Terkait ancaman kekeringan itu, tambahan bantuan untuk isntalasi air bersih juga akan dikucurkan melalui dana sharing antara Pemkab Bantul dan pihak Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Advertisement

Seperti diakui oleh Tety Sirwanti, District Coordinator Bantul, hingga kini, pihaknya telah menyiapkan pembangunan instalasi di 10 titik yang ditargetkannya akan selesai pada awal Januari 2016 mendatang. Kesepuluh titik instalasi itu antara lain adalah 4 unit di Dlingo, 2 unit di Pandak, 2 unit di Pleret, dan 2 unit masing-masing di Imogiri dan Pajangan. “Sepuluh titik itu senilai Rp2,2 miliar yang berasal dari Rp1,74 miliar dana APBN dan Rp440 juta dana APBD Bantul,” ujarnya.

Lantaran program itu murni berbasis masyarakat, maka pihaknya pun hanya mengucurkan bantuan atas dasar data dan pengajuan dari masyarakat. Begitu pula dengan perawatannya, diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. “Pihak kami hanya menyediakan tenaga ahlinya saja,” imbuhnya.

Sejauh ini, diakuinya, baru ada laporan kerusakan instalasi pompa di satu titik saja, yakni di kawasan Dusun Karangasem, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong. Terkait hal itu, ia mengklaim kondisi pompa di kawasan itu sudah terbenahi dengan baik

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif