News
Kamis, 6 Agustus 2015 - 14:40 WIB

GURU BESAR UNS SOLO : Pendekatan LSF dalam Bahasa Dinilai Jadi Solusi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo UNS (uns.ac.id)

Guru besar UNS Solo bertambah setelah dikukuhkan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Riyadi Santosa

Solopos.com, SOLO–Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ravik Karsidi, mengukuhkan gelar Guru Besar Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Riyadi Santosa, di kampus setempat, Kamis (6/8/2015).

Advertisement

Melalui pidato pengukuhannya berjudul Bahasa sebagai Pembawa dan Penghela Ilmu Pengetahuan, Sebuah Refleksi berdasarkan Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), Riyadi, memaparkan, LSF merupakan sebuah pendekatan linguistik yang holistik yang dapat menyelesaikan masalah kehidupan atau appliable linguistics diterapkan dengan moda lain, seperti komunikasi visual, politik, ekonomi, pendidikan, penerjemahan, dan sebagainya.

“Saya memilih judul ini karena kelompok kata pembawa dan penghela ilmu pengetahuan merupakan kata kunci yang mendasar dalam Kurikulum 2013 yang masih kontroversi,” urainya, Kamis.

Dia menyebutkan, bahasa yang digunakan ini tidak pernah hadir dalam keadaan diskrit atau terpisah dari konteksnya. Sebaliknya, bahasa selalu hadir dalam bentuk teks dan sekaligus konteks penggunaannya secara holistik berdasarkan sistem kebahasaan sekaligus fungsi atau makna bahasa. Di samping mempunyai perspektif sistemik, bahasa juga bersifat fungsional. Artinya, bahasa yang digunakan tersebut berfungsi secara sosial di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural tertentu. Terdapat tigz macam meta fungsi, yaitu ideasional atau eksperiensial dan logikal, interpersonal atau interaksional dan transaksional, dan tekstual.

Advertisement

“Ketiga metafungsi itu berada di ketiga ranah sistem semiotika kebahasaan yang mencakup ekspresi, leksikogramatika, dan sematik wacana. Secara berjenjang, ketiga metafungsi tersebut direalisasikan ke dalam sematik wacana, leksikogramatika, dan fonologi atau grafologi. Masing-masing jenjang memiliki sistem dan struktur sendiri-sendiri,” paparnya.
Dia menambahkan, bahasa dapat mengakomodasi keteraturan, keajegan, logika, dan sifat generisitas ilmu pengetahuan secara sistemik dan fungsional.

“Dengan demikian jika kita sudah mengenal satu prototipe suatu ilmu pengetahuan, maka kita sebetulnya dapat menggenerasikan pengetahuan lainnya dalam genre yang sama,” katanya.

Namun, lanjutnya, pengetahuan tentang konstruk ilmu pengetahuan dan sikap saja tidak akan serta merta membuat yang memilikinya dapat menggenerasikan ilmu dan sikap yang baru tanpa pengetahuan bahasa yang merealisasikannya. Oleh karena itu, agar bahasa dapat juga berfungsi sebagai penghela ilmu pengetahuan, maka bahasa dengan ilmu pengetahuan serta sikap yang harus diajarkan. Riyadi dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-174 di UNS dan ke-20 di FIB UNS.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif