Jogja
Rabu, 5 Agustus 2015 - 14:20 WIB

SELEBARAN GELAP : Berisi Foto HB IX, Berisi tentang Sultan Ground dan Pakualam Ground

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa selebaran gelap yang dipasang di sepanjang Jalan Daendels di Dusun Macanan, Desa Glagah, Temon, Selasa (4/8/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Selebaran gelap muncul di Kulonprogo, berisi foto Sri Sultan Hamengku Buwono IX tentang tanah Sultan Ground (SG) dan Pakualam Ground (PAG)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Ratusan lembar selebaran gelap yang dipasang di sepanjang jalan Daendels berisi tulisan provokatif. Selebaran dengan foto-foto Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu memuat tentang tanah Sultan Ground (SG) dan Pakualam Ground (PAG).

Advertisement

Ratusan selebaran tersebut  dipasang di sejumlah tempat, ada yang di pepohonan, pagar-pagar di tepi jalan di wilayah Dusun Macanan, hingga kawasan wisata Pantai Glagah yakni di area-area parkir. “Selebaran itu sudah terpasang sejak beberapa hari lalu. Persoalan tersebut sudah ditindaklanjuti pihak berwajib,” ujar Kepala Desa Glagah Agus Parmono, Selasa (4/8/2015).

Kapolres Kulonprogo AKBP Yuliyanto mengaku telah mendapatkan laporan dari anggotanya terkait persoalan tersebut. Usai mendapatkan laporan, penyelidikan langsung dilakukan. Yuliyanto memaparkan, penyelidikan dimulai dengan menanyakan hal itu kepada pihak warga penolak pembangunan bandara.

“Sudah disampaikan ke WTT, menurut keterangan yang diterima anggota kami, warga tidak mengetahui siapa yang memasang.  Berpotensi rawan menimbulkan konflik pasti ada. Namun, beberapa hari [setelah pemasangan] ini tidak ada konflik yang muncul,” jelas Yuliyanto.

Advertisement

Salah satu isi kalimat dalam selebaran tersebut berbunyi SG & PAG adalah tanah penjajah jadi tanah NKRI, dasarnya UUPA. Kini kau hidupkan SG & PAG, apa kau mau MAKAR?

Yuliyanto menambahkan, sampai saat ini masih melakukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengetahui pelaku pemasangan selebaran tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada keresahan yang terjadi di wilayah tersebut.

Yuliyanto menandaskan, hingga kemarin belum ada laporan dari warga yang mungkin saja keberatan dengan isi selebaran yang terpasang di lingkungannya. Lebih lanjut dia mengatakan, indikasi kecurigaan terhadap pihak ketiga yang melakukan pemasangan selebaran itu kemungkinan dapat saja terjadi. Namun, sampai saat ini pihaknya belum dapat menyampaikan motif dari pelaku memasang selebaran tersebut.

Advertisement

“Kalau dilihat dari segi ilmu konflik, mungkin saja [selebaran gelap] dipasang oleh pihak ketiga. Tujuannya, untuk mengacaukan situasi dan bisa saja itu orang luar WTT, orang WTT sendiri atau bahkan, orang yang tidak setuju dengan kondisi Kraton Jogja saat ini. Kemungkinan dugaannya banyak, tapi kami tetap berusaha mencari tahu siapa yang memasang,” jelas Yuliyanto.

Sementara itu, Ketua WTT Martono menegaskan, adanya pemasangan selebaran tersebut bukan berdasarkan instruksi organisasi tersebut. Pihaknya juga tidak dapat memastikan, apakah pelaku pemasangan dilakukan oleh oknum anggota WTT atau tidak.

Martono menandaskan, apabila memang selebaran tersebut dipasang oleh anggota WTT, hal itu tidak merugikan bagi paguyuban penolak bandara ini.

“Karena bukan instruksi dari organisasi, kalau itu yang memasang oknum WTT, kami akan minta dilepas. Setiap kegiatan yang kami lakukan selalu terorganisir dan melalui rapat lebih dulu,” jelas Martono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif