Jogja
Rabu, 5 Agustus 2015 - 12:20 WIB

RAZIA KULONPROGO : Duh, Guru SD Terjaring di Penginapan Glagah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kulonprogo memeriksa satu per satu pasangan tidak sah yang terjaring operasi pengawasan dan penertiban di kawasan Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, Selasa (4/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Razia Kulonprogo yang dilakukan Satpol PP menjaring PNS.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kulonprogo lagi-lagi menangkap oknum pegawai negeri sipil (PNS) dalam operasi pengawasan dan penertiban yang digelar di sejumlah penginapan di kawasan Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, Selasa (4/8/2015). Dari 17 orang yang terazia, satu diantaranya diketahui merupakan PNS asal Purworejo, Jawa Tengah.

Advertisement

Kasi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, Sartono mengatakan, oknum PNS bernama Samino tersebut kedapatan sedang bersama pasangan tidak sahnya di salah satu kamar penginapan. “Dia berprofesi sebagai guru SD,” ujar Sartono, ditemui di halaman Kantor Satpol PP Kulonprogo, Selasa sore.

Sartono lalu memaparkan, petugas juga mengamankan lima remaja belasan tahun. Satu remaja bahkan masih di bawah umur karena diketahui baru berusia 15 tahun. “Ada delapan pasangan tidak sah. Namun ada yang satu kamar berisi tiga orang, yaitu dua laki-laki dan satu perempuan,” ungkapnya kemudian.

Menurut Sartono, operasi yang digelar bersama Satpol PP DIY itu bertujuan menegakkan Perda No.4/2013 tentang ketertiban umum dan Perda No.8/2009 tentang pengawasan minuman beralkohol. “Sasarannya adalah pengunjung penginapan. Mayoritas yang tertangkap adalah warga luar Kulonprogo,” ucapnya.

Advertisement

Seluruh pasangan yang terjaring dibawa ke Kantor Satpol PP Kulonprogo guna pendataan identitas. Mereka juga dimintai keterangan lebih lanjut untuk keperluan pembuatan berita acara. “Namun, Perda tentang ketertiban umum itu tidak mengatur hukuman pidana. Jadi yang bersangkutan hanya diberikan sanksi pembinaan,” jelas Sartono.

Operasi serupa akan terus digelar secara berkala. Sartono berharap, sejumlah pasangan tidak sah yang pernah terjaring tidak mengulangi perbuatannya lagi. Begitu juga dengan masyarakat lain secara umum. “Biar Glagah tidak terkesan jadi tempat mesum, apalagi sampai disebut obyek wisata prostitusi,” ujarnya.

Sementara itu, SL, salah satu remaja yang terjaring razia, mengaku hanya tiduran di kamar bersama adik tirinya. Dia pun mengungkapkan sedang kabur dari rumah sejak Senin (3/8) kemarin. Lulusan SMP berusia 17 tahun itu juga mengaku sebelumnya sempat mengamen di sekitar Terminal Wates hingga sekitar pukul 22.00 WIB. “Bingung karena orang tua tidak ngasih uang,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif