Jatim
Rabu, 5 Agustus 2015 - 19:05 WIB

MUKTAMAR NU : Inilah Nama-Nama Kandidat yang Beredar di Arena Muktamar Jombang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sidang Pleno Muktamar Ke-33 NU di Alun-Alun Jombang, Sabtu (1/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Muktamar NU di Jombang mulai ramai memperbincangkan nama-nama kandidat rais aam maupun ketua umum pengurus besar.

Solopos.com, JOMBANG — Sistem pemilihan rais aam maupun ketua umum pengurus besar Nahdlatul Ulama (NU) dalam Muktamar Ke-33 NU sudah jelas, nama-nama kandidat pun mulai ramai diperbincangkan.

Advertisement

Sidang Pleno Komisi Organisasi yang dipimpin Anggota Syuriah PBNU K.H. Ishomuddin di Alun-Alun Jombang, Rabu (5/8/2015) siang, memastikan pemberlakuan mekanisme pemilihan rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui ahlul halli wal aqdi (AHWA) pada Muktamar Ke-33 NU.  AHWA yang sempat mengganjal pelaksanaan sidang pleno pada awal muktamar itu adalah musyawarah mufakat oleh sembilan ulama sepuh.

Kantor Berita Antara pun melaporkan sejumlah nama yang mulai diperbincangkan di arena Muktamar NU itu.  Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan usulan muktamirin tentang ulama yang menjadi peserta sidang atau musyawarah AHWA saat melakukan registrasi pendaftaran muktamar adalah K.H. Ma’ruf Amin (Jakarta), K.H. Nawawi Abdul Djalil (Sidogiri, Pasuruan), K.H. Kholilurrahman (Kalsel), Syeikh Ali Marbun (Medan), dan Mbah K.H. Dimyati (Jateng). Nama K.H. Mas Subadar (Pasuruan) dan K.H. Maemun Zuber (Sarang, Jateng) juga masuk, namun urutannya tidak jelas.

“Saya tidak tahu Mbah Maemun dan Kiai Mas Subadar itu urutan ke berapa, saya juga tidak tahu dua ulama lainnya yang masuk Tim AHWA itu, tapi lima nama itu sudah urutan pertama hingga kelima,” ucap sumber Antara.

Advertisement

Namun, sumber itu juga tidak tahu waktu dan lokasi sidang Tim AHWA oleh sembilan ulama tersebut. “Yang jelas, mereka akan bermusyawarah setelah PBNU dinyatakan demisioner,” tukasnya.

Ditanya nama Pj. Rais Aam PBNU K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus), sumber itu menyatakan tidak masuk. “Yang jelas, Tim AHWA bisa memilih sembilan nama itu, tapi bisa juga nama di luar sembilan nama itu,” tuturnya.

Sumber itu menyebut bila Tim AHWA memilih salah seorang dari sembilan anggota Tim AHWA itu, maka peluangnya adalah K.H. Ma’ruf Amin dan K.H. Maemun Zuber. “Kalau di luar sembilan nama itu ya Gus Mus bisa masuk,” imbuhnya.

Advertisement

Tentang kemungkinan calon Ketua Umum PBNU (tanfidziah), ia mengatakan peluangnya ada pada tiga nama, yakni K.H. Said Aqil Siroj (calon incumbent/petahana), K.H. Solahuddin Wahid (Gus Solah/adik kandung Gus Dur/pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang), dan K.H. As’ad Said Ali (Wakil Ketua Umum PBNU).

Rekapitulasi
Sebelum Muktamar Ke-33 NU di Jombang digelar, PBNU berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Ke-3 Alim Ulama, 14-15 Juni 2015 telah menerbitkan dan mengirimkan surat edaran terkait metode AHWA ke PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia. Dari Munas Alim Ulama diusulkan 39 kiai sepuh yang menjadi calon AHWA. Nama mereka selanjutnya diusulkan PWNU da PCNU untuk ditetapkan melalui muktamar.

Nama-nama kiai sepuh yang diserahkan PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia itu selanjutnya ditabulasikan untuk ditetapkan menjadi sembilan nama dengan dukungan terbesar dalam sidang pleno Muktamar NU di Jombang. Sumber Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) mengungkapkan 10 nama kiai sepuh dengan suara dukungan terbesar itu. Hanya sembilan dari 10 nama itu yang bakal ditetapkan Muktamar Ke-33 NU sebagai AHWA. Mereka adalah:

Nama Suara Dukungan
K.H. Ma’ruf Amin 283
K.H. Nawawi Abdul Jalil 258
Tuan Guru Turmudzi Badrudin 248
K.H. Kholilurrahman 228
K.H. Dimyati Rois 190
K.H. Ali Akbar Marbun 152
K.H. Maemun Zubair 145
K.H. Maktum Hanan 134
K.H. Anwar Mansur 108
K.H. Sanusi Boco 106

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif