News
Rabu, 5 Agustus 2015 - 20:00 WIB

GEMPA BUMI : Ada Sesar Ciputat, Jakarta Berpotensi Tinggi Kena Dampak Gempa

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lengangnya Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, Kamis (16/7/2015). JIBI/Solopos/Antara/Fanny Kusumawardhani)

Gempa bumi besar memang tidak pernah terjadi di Jakarta. Namun, potensi dampaknya tinggi.

Solopos.com, JAKARTA — Selain rutin mengalami kebanjiran dan kebakaran, wilayah Jakarta juga berpotensi tinggi terkena dampak gempa.

Advertisement

Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan meski sumber gempa tidak persis di Jakarta, tapi potensi dampaknya akan sampai di Jakarta. Jakarta memiliki lapisan sedimen yang tebal di bawahnya, namun kerentanan di Jakarta juga tinggi.

“Potensi bencana besar itu lebih karena kepadatan penduduk yang tinggal di hunian berhimpitan sangat banyak. Rumah dan gedung-gedung di ibu kota struktur bangunannya tidak dirancang untuk tahan gempa,” katanya melalui siaran pers, Rabu (5/8/2015).

Irwan menambahkan Jakarta pernah terdampak gempa besar pada 1699 akibat rambatan gempa yang terjadi di Jawa Barat saat itu. Asia Research Institute juga pernah merilis makalah Historical Evidence for Major Tsunamis in the Java Subduction Zone yang menjelaskan gempa di masa Batavia itu terjadi selama tiga perempat hingga satu jam.

Advertisement

Irwan yang menjadi anggota tim revisi peta gempa Indonesia yang melakukan penelitian pada radius 500 km dari pusat kota Jakarta, mengungkap ada 12 sumber gempa yang mengelilingi Jakarta. Hal ini membuat Jakarta sangat rawan gempa besar.

Para pakar gempa juga sudah membicarakan adanya sesar atau patahan di Jakarta yang melintang dari daerah Ciputat sampai ke wilayah kota.

Patahan yang disebut Sesar Ciputat ini tergolong patahan tua yang berada dalam kondisi tidak aktif, namun bukan berarti tak bisa bangun. Jika patahan tua ini mendapat rangsangan dari satu gempa kuat di atas 7 SR, maka maka Sesar Ciputat akan aktif.

Advertisement

Beruntung Jakarta belum pernah alami gempa sebesar itu, setidaknya dalam dua abad terakhir. “Akan lebih baik jika Jakarta bisa mengantisipasi lewat upaya-upaya mitigasi,” katanya.

Menurutnya salah satu yang terbaik adalah menyiapkan Sekolah Siaga Bencana. Mitigasi merupakan investasi pencegahan bencana, sehingga setelah terjadinya bencana tak perlu lagi keluar dana besar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif