News
Rabu, 5 Agustus 2015 - 20:30 WIB

EKONOMI INDONESIA : Ekonomi Terus Melambat, BPS Sebut Bukan Resesi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perahu melintas di perairan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Ekonomi Indonesia terus melambat hingga kuartal II 2015. Namun, kondisi itu disebut bukan tanda resesi.

Solopos.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan perekonomian Indonesia masih jauh dari resesi ekonomi atau kemerosotan ekonomi. Kepala BPS, Suryamin mengatakan perekonomian Indonesia masih stabil karena masih mengalami pertumbuhan ekonomi.

Advertisement

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2015 sebesar 4,67%, mengalami perlambatan bila dibandingkan pada kuartal I/2015 yang mencapai 4,71%.

“Saya baca literatur di mana-mana, resesi itu terjadi kalau dua kuartal berturut turut sudah mengalami penurunan yang negatif. Seperti 1998, itu penurunannya sampai minus 13,9%. Itu yang namanya resesi,” ujar Suryamin di Kantor BPS, Rabu (5/8/2015).

Menurutnya, rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak bisa dijadikan indikator negara tersebut sudah memasuki masa resesi ekonomi. Apalagi, lanjutnya, perlambatan ekonomi Indonesia baru terjadi pada satu kuartal saja.

Advertisement

“Kita masih tumbuh positif 4,67% atau lebih baik dibandingkan negara lain, terutama yang menjadi mitra dagang Indonesia,” ucapnya.

Suryamin membandingkan Amerika Serikat dengan catatan perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 2,9% di kuartal I 2015 menjadi 2,3% di kuartal II 2015. Pertumbuhan ekonomi Singapura menurun dari 2,1% menjadi 1,7%. Dia menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang masih belum menggembirakan.

Hal ini dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas, seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di kuartal kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium, dan timah juga mengalami penurunan secara global.

Advertisement

“Perekonomian global pada kuartal II/2015 diperkirakan melambat masih dipicu oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan ketidakpastian Fed fund rate atau suku bunga acuan AS,” tutur Suryamin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif