Lifestyle
Selasa, 4 Agustus 2015 - 06:00 WIB

WISATA KARANGANYAR : Pemkab Hidupkan Lagi Telaga Madirda

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Melasti di Telaga Madirda Karanganyar, Minggu (15/3/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Wisata Karanganyar berbenah. Salah satunya, telaga Madirda.

Solopos.com, KARANGANYAR — Telaga Madirda berbenah. Festival budaya diselenggarakan di telaga yang terletak di lereng Gunung Lawu itu, Kamis-Jumat (30-31/8/2015). Salah satunya pertunjukkan kesenian Sabdo Palon Noyo Genggong.

Advertisement

Puluhan orang mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang. Warna pakaian didominasi warna merah dan hitam. Semuanya mengenakan topeng dan gelang kaki. Namun, warna topeng tidak sama. Sebagian mengenakan topeng warna hitam dan sebagian putih. Mereka berkelompok sesuai warna topeng.

“Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya. Lahar mengalir ke barat daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang… Inilah Sabdo Palon Noyo Genggong,” kata salah seorang pria yang berperan sebagai dalang.

Mereka adalah anggota Sanggar Seni Among Roso dari Karanganyar. Mereka menjadi salah satu pengisi Festival Tlaga Madirda di Tlaga Madirda Dusun Tlogo, Desa Berjo, Ngargoyoso. Festival yang digagas pemerintah Desa Berjo dan Kecamatan Ngargoyoso itu diselenggarakan pada Sabtu-Minggu (1-2/8/2015).

Advertisement

Pihak desa dan kecamatan bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. “Pihak desa pernah menyelenggarakan kegiatan serupa di Kampung Karet tahun lalu. Kalau tahun ini menggandeng ISI Solo. Temanya Urup Urip Hanguripi. Lokasinya di Tlaga Madirda. Kami melibatkan seniman lokal dan Komunitas Lima Gunung, seperti Merapi, Merbabu, Sumbing, Andong, dan Menoreh,” ujar Ketua Panitia Festival Tlaga Madirdan, Sidik Purnomo saat ditemui wartawan di Tlaga Madirda, Sabtu (1/8/2015).

Selain kelompok Lima Gunung, masih ada penampilan lain dari Karanganyar maupun luar Karanganyar. Sidik menjelaskan sejumlah seniman lokal Karanganyar akan menampilkan kesenian dari warga di Ngargoyoso, seperti Sabuk Janur, Tek Tek dari Puntukrejo, alat musik Jimbe.

Mereka tampil pada siang hari. Malam hari, warga sekitar disuguhi penampilan kolaborasi Sabdo Palon Noyo Genggong dengan Komunitas Lima Gunung. “Nah, Minggu siang akan diisi kegiatan lomba untuk anak-anak dan campur sari. Malam harinya, akan ditampilkan musik Koes Plus-an,” ujar dia.

Advertisement

Ratusan warga dari anak-anak hingga lanjut usia duduk berdampingan. Ada yang duduk beralas tikar yang disediakan panitia. Namun, ada yang duduk beralas rumput dan tanah di Tlaga Madirda. Padahal, tanah dan rumput lembab. Sekretaris Camat Ngargoyoso, Heru Joko, menuturkan kegiatan itu diharapkan dapat mempromosikan salah satu potensi wisata di Desa Berjo, Ngargoyoso, yakni Tlaga Madirda.

“Harapan kami, pertunjukan ini menjadi pintu masuk wistawan. Kami mengakui bahwa belum banyak wisatawan tahu Tlaga Madirda. Padahal di sini [Tlaga Madirda] itu indah. Kami juga menampilkan UMKM binaan PNPM maupun industri rumah tangga lainnya,” tutur dia.

Tlaga Madirda penah memiliki lokasi untuk bermain ketangkasan, flying fox, tetapi sudah tidak beroperasi. Tlaga Madirda juga menjadi rujukan outbond. Namun, belum banyak wisatawan datang.

“Acara semacam ini kami selenggarakan satu tahun sekali. Ke depan akan kami lakukan di lokasi lain. Mungkin di Girimulyo atau objek wisata Parangijo. Tujuan akhirnya menarik wisatawan. Masyarakat punya motivasi untuk terlibat mengembangkan potensi wisata. Siapa tau ada wisatawan datang dan menarik investor,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif