Jatim
Selasa, 4 Agustus 2015 - 23:05 WIB

Gusdurian Peringati 75 Tahun Gus Dur

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Istri almarhum K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriah, melakukan ziarah kubur bersama keluarga besarnya ke makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Selasa (4/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Asmaul Chusna)

Gusdurian melanjutkan pemikiran Gus Dur yang dianggap layak menjadi teladan warga bangsa.

Solopos.com, JOMBANG — Para pengagum pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang biasa menyebut diri Gusdurian, Selasa (4/8/2015) siang, memadati kompleks pemakaman keluarga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) K.H. Hasyim Asy’ari di sekitar kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Advertisement

Para Gusdurian itu sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Antara mendampingi istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriah, melakukan ziarah kubur bersama keluarga besarnya di makam itu. Keluarga serta para pencinta Gus Dur itu memeringati hari lahir Gus Dur ke-75 yang jatuh tepat hari ini.

Walaupun sudah wafat, keluarga serta para pencinta Gus Dur terus mengenang pemikir Islam yang juga mantan presiden keempat Republik Indonesia itu. Salah satunya dengan menyebarluaskan pemikiran-pemikiran Gus Dur.

Liputan6.com mencatatkan, selain Sinta Nuriyah, tampak hadir dalam kesempatan itu anak-anaknya, yakni Alissa, Yenni, Anita, dan Inayah. Mereka berdoa di dekat makam pria yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU itu.

Advertisement

Sederhana
Selain ziarah kubur, peringatan hari lahir Gus Dur juga dilakukan di kampus Universitas Haysim Asy’ari di PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu dibedah berbagai pemikiran Gus Dur yang patut diteladani.

Putri alhamarhum Gus Dur, Alisa Wahid, mengatakan kegiatan peringatan hari lahir ke-75 Gus Dur itu dilakukan dengan sederhana karena hal itu sesuai dengan ajaran Gus Dur yang selalu berperilaku sederhana. “Acara ini bukan mewah, tapi semua sederhana, karena kesederhanaan, penampilan, berpikir, bertindak itu juga perilaku Gus Dur,” katanya dalam kegiatan yang diselenggarakan di kampus Universitas Haysim Asy’ari di PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ia ikut bangga sebab sampat ini ternyata ada yang terus menyuarakan serta menularkan berbagai perilaku sederhana serta pemikiran Gus Dur. Selama hidup, bentuk kesederhanaan tersebut selalu diajarkan. Gus Dur tidak memprioritaskan materi sebagai yang utama.

Advertisement

Teladan
Alisa berharap, berbagai teladan yang diajarkan Gus Dur tersebut juga bisa menjadi pegangan dan teladan bagi semua warga, termasuk para pecinta Gus Dur. Ia juga berharap, apa yang diwariskan Gus Dur tersebut juga menjadi landasan utama bagi warga nahdliyin untuk meneruskan perjuangannya demi mengembangkan Nahdlatul Ulama.

Sementara itu, istri almarhum Gus Dur yaitu Sinta Nuriyah mengaku sangat terharu dengan kegiatan ini. Walaupun Gus Dur sudah wafat, masih banyak yang meneladani pemikiran beliau dan mencintainya. Bahkan, sudah wafat pun, hari lahir masih diperingati.

“Jika Gus Dur masih hidup, maka saat ini berusia 75 tahun. Gus Dur secara fisik tidak ada. Tidak hanya meninggalkan istri, anak, cucu, tapi semuanya,” ucapnya.

Ia sangat bersyukur, masih banyak yang mencintai Gus Dur, dan salah satu bentuknya dengan meluskan pemikirannya. Ia berharap, hal ini akan diteruskan

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif