Jogja
Senin, 3 Agustus 2015 - 18:20 WIB

PILKADA BANTUL : Dituduh sebagai Calon "Boneka", Ini Jawaban Suharsono

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon Bupati Suharsono dan calon wakil bupati Abdul Halim Muslih berfoto seusai mendaftar sebagai peserta Pilkada da kantorr KPU Bantul, Selasa (28/7/2015). (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Pilkada Bantul diikuti dua pasangan calon. Pasangan Suharsono-Halim banyak mendapat tuduhan

Harianjogja.com, BANTUL-Belum lagi ditetapkan sebagai pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bantul, bakal pasangan calon yang diusung Gerindra-PKB-PKS, Suharsono-Abdul Halim sudah panen tuduhan.

Advertisement

Ketika dihubungi wartawan, Suharsono mengakui, dirinya kerap dianggap sebelah mata, yakni sebagai calon boneka yang sengaja dibentuk untuk melanggengkan jalan calon incumbent menuju kursi Bupati dan Calon Wakil Bupati Bantul.

Bahkan, ia pun sempat mendengar ada beberapa oknum yang mengatakan bahwa pihaknya menerima uang mahar sebesar Rp10 miliar dari lawan politiknya. Selain itu, ia pun sudah sering mendengar kabar dugaan pemalsuan surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.

“Kenyataannya seperti itu. Saya dan Pak Halim [Abdul Halim] terus dituduh yang tidak-tidak dari pihak-pihak yang tidak suka saya maju menjadi calon Bupati Bantul,” katanya, Minggu (2/8/2015).

Advertisement

Terkait hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Bantul Nur Subiantoro hanya menanggapi dingin. Dikatakannya, tuduhan perkara calon boneka itu sudah diperkirakannya sejak awal.

Bahkan, ia memperkirakan, siapapun paslon yang maju sebagai lawan politik dari calon incumbent, sudah barang tentu akan mengalami hal yang sama. Itulah sebabnya, menghadapi tuduhan isu itu, pihaknya tidak mau ambil pusing. “Karena siapapun yang maju, pasti diklaim begitu [paslon boneka],” tegasnya.

Secara pribadi, dirinya hanya menunggu perkembangan dinamika politik yang berkembang. Ditegaskannya, untuk menepis tuduhan itu, pihaknya mengklaim sudah menggerakkan mesin politik, khususnya di tingkat akar rumput. “Setidaknya, hal ini juga bisa kami jadikan modal penting untuk pileg dan pilpres mendatang,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif