Jatim
Senin, 3 Agustus 2015 - 17:05 WIB

KEMARAU 2015 : 4.100 Ha Sawah di Magetan Rawan Puso

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman padi puso akibat kekeringan. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Kemarau 2015 memaksa sebagian petani di Magetan tak menanami sebagian lahan dengan padi.

Solopos.com, MAGETAN — Hampir 20% lahan pertanian di Kabupaten Magetan, Jawa Timur rawan kekeringan selama musim kemarau 2015 ini. Seluas 4.100 ha dari 28.000 ha lahan pertanian di wilayah itu tidak cukup mendapat pengairan, baik secara alami maupun teknis.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, Eddy Suseno, di Magetan, Senin (3/8/2015), mengatakan ribuan hektare lahan pertanian yang rawan kekeringan tersebut hanya bisa ditanami padi sekali dalam setahun. ”Sekitar 4.000 hektare tersebut hanya bisa ditanami padi saat musim hujan berlangsung atau sawah tadah hujan. Dengan kata lain, hanya satu kali tanam padi dalam setahun,” ujar Eddy Suseno kepada wartawan.

Menurut dia, lahan pertanian kering tersebut terletak menyebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Magetan, kecuali yang terdapat di lereng Gunung Lawu. “Wilayah yang kering tersebut memang tidak ada sumber air. Biasanya terdapat di pegunungan padas seperti Kecamatan Parang dan Ngariboyo,” ucapnya.

Karena merupakan lahan kering, ribuan hektare lahan tersebut sengaja tidak ditanami padi oleh para petani. Langkah itu mereka pilih demi menghindari puso atau gagal panen karena minimnya pengairan.

Advertisement

Diairi Sumur Pompa
Meskipun tergolong lahan kering, sebagian dari 4.100 ha lahan kering tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk menanam padi dua kali dalam setahun dengan bantuan sumur pompa dalam. Namun, Pemkab Magetan belum dapat memberikan bantuan sumur pompa dalam karena dari pertimbangan teknis daerah-daerah kering tersebut tidak memiliki sumber air.

“Meski demikian ada juga petani yang nekad menanam padi dengan menggunakan bantuan sumur pompa air, meski demikian hasilnya tidak maksimal,” katanya.

Ia mengimbau para petani agar bercocok tanam sesuai musim. Hal itu bertujuan untuk menghindari kerugian gagal panen akibat puso dan serangan hama. Untuk MK II kali ini, petani disarankan menanam palawija, seperti kedelai, jagung, kacang tanah, dan ketela, sebab komoditas tersebut mampu bertahan di lahan yang minim sumber air.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif