Sport
Minggu, 2 Agustus 2015 - 23:00 WIB

PIALA POLDA JATENG : Gagal Juara, Persis Salahkan Penalti di Menit Akhir

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo, Feriyanto (kanan), dibayang-bayangi pemain PSIS Semarang, Welly Siagian, pada laga final leg kedua Piala Polda Jateng 2015 di Stadion Manahan, Solo, Kamis (30/7/2015). Pertandingan laga final leg kedua tersebut dihentikan pada menit-menit terakhir akibat kerusuhan antar suporter. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Piala Polda Jateng menjadi milik PSIS Semarang. Persis Solo pulang cukup dengan status runner up.

Solopos.com, SEMARANG — Gelar juara turnamen Piala Polda Jateng 2015 yang nyaris dalam genggaman tangan Persis Solo lepas saat injury time babak kedua. Wasit memberikan hadiah penalti bagi kesebelasan tuan rumah PSIS Semarang.

Advertisement

Peluang ini tidak disia-siakan Fauzan Fajri yang merobek jala Persis Solo yang dijaga kiper Agung Prasetyo pada menit ke-94 pada lanjutan laga di Stadion GOR Jatidiri, Semarang, Minggu (2/8/2015). Sebelum tragedi tendangan pinalti itu, pemain julukan Persis mampu mencetak gol terlebih dahulu melalui striker Feriyanto pada menit ke-46 babak pertama.

Gol ini membuat kedudukan menjadi imbang 1-1, karena pada pertandingan final leg pertama yang digelar pada Sabtu (4/11/2015), PSIS Semarang telah unggul 1-0 melalui tandukan Johan Yoga. Pertandingan final leg pertama antara Persis melawan PSIS yang digelar di Stadion Jatidiri dihentikan pada menit ke-27 karena terjadi keributan antara suporter kedua kesebelasan.

Advertisement

Gol ini membuat kedudukan menjadi imbang 1-1, karena pada pertandingan final leg pertama yang digelar pada Sabtu (4/11/2015), PSIS Semarang telah unggul 1-0 melalui tandukan Johan Yoga. Pertandingan final leg pertama antara Persis melawan PSIS yang digelar di Stadion Jatidiri dihentikan pada menit ke-27 karena terjadi keributan antara suporter kedua kesebelasan.

Bila skor 1-1, maka Persis Solo dipastikan keluar sebagai juara pertama Piala Kapolda 2015 karena mampu mencetak gol dikandang lawan karena pada pertandingan leg kedua di Stadion Manahan Solo skor imbang 0-0. Wasit M. Maulana memberikan hadiah penalti karena menilai pemain belakang Persis Solo melakukan pelanggaran terhadap pemain PSIS Bakhori di kotak terlarang.

Keputusan wasit ini langsung diprotes para pemain belakang Persis Solo, Akbar Riansyah, serta berupaya mendorong Maulana. Langkah Akbar ini diikuti beberapa pemain Persis lainnya yang mengerubungi wasit hingga terjatuh. Maulana pun berupaya membalas perlakuan para pemain Persis tersebut.

Advertisement

Pelatih Persis Solo, Aris Budi Sulistyo, yang berdiri di pinggir lapangan tak bisa menahan emosi melihat putusan wasit yang memberikan hadiah penalti kepada PSIS Semarang tersebut. Setelah pertandingan terhenti sekitar tiga menit dan dilakukan perundingan antara pengawas pertandingan Budi Irianto dengan manager kedua tim, pertandingan dilanjutkan.

Fauzan Fahjri yang ditunjuk menjadi algojo tendangan penalti dengan sukses menjebol gawang Agung Prasetyo. Begitu gol tejadi, seluruh pemain Persis ke luar meninggalkan lapangan pertandingan. Manajer Persis Solo Totok Supriyanto menuding kemenangan Persis direnggut wasit karena sebenarnya tidak perlu ada penalti untuk PSIS.

”Tidak ada bentrokan antara pemain Persis dan PSIS saat berebut bola di dalam kotak penalti. Waktu perpanjangan juga sudah lewat dari empat menit,” ungkap dia.

Advertisement

Aris Budi Sulistyo mengungkapkan sudah mempunyai firasat akan dikerjai pada pertandingan lanjutan final leg pertama di Stadion Jadiri Semarang. ”Saya sudah ada firasat mereka [PSIS] setelah pertandingan di Solo berakhir imbang 0-0 akan berpesta di Semarang. Ternyata benar,” ujar dia.

Aris merasa kecewa dengan kepimpinan wasit Maulana yang memberikan penalti kepada PSIS pada injury time perpanjangan waktu sehingga tidak bisa menyamakan kedudukan. ”Kalau penalti diberikan 10 menit sebelum pertandingan berakhir, kami masih menginstruksikan pemain bangkit menyamakan kedudukan,” kata dia.

Secara terpisah pelatih PSIS, M. Dhofir, mengatakan anak asuhannya bermain dalam tekanan sehingga permainan tidak berkembang. Sedangkan pemain Persis bermain nothing to lose tanpa beban. ”Babak pertama permainan anak-anak tidak berkembang, babak kedua saya mainkan dua penyerang sehingga lebih baik,” beber dia.

Advertisement

Dhofir tidak bersedia mengomentari tentang hadiah penalti yang diberikan wasit untuk PSIS, ”Saya tak berkomentar masalah itu [hadiah penalti].”

Penyerahan hadiah bagi para juara dilakukan Wakil Kepala Kepolisan Daerah Jateng Brigjen Pol Musyafak didamping Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Burhanudin dan Ketua Tim Operator Turnamen, Aam Ichwan. PSIS sebagai juara pertama meraih piala dan uang pembinaan Rp30 juta, Persis Solo juara kedua piala dan uang Rp20 juta, juara III bersama Persibat Batang dan PSCS Cilacap masing-masing Rp10 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif