Jogja
Minggu, 2 Agustus 2015 - 18:20 WIB

KRIMINALITAS SLEMAN : Bola Dihentikan, Kriminalitas Massa Menurun

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tindak kriminalitas (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kriminalitas Sleman sejak akhir April 2014 menurun.

Harianjogja.com, SLEMAN – Polda DIY mengidentifikasi adanya penurunan angka kriminalitas massa pasca dihentikannya kegiatan sepakbola nasional. Hal itu sebagai dampak dari berhentinya kegiatan suporter.

Advertisement

Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menjelaskan, kurun waktu akhir April 2015 lalu pihaknya menerima tembusan surat telegram dari Mabes Polri terkait pelarangan pemberian ijin. Karena Kemenpora memberikan sanksi kepada PSSI. Sehingga Polda DIY mengikuti kebijakan Mabes Polri untuk tidak memberikan rekomendasi sepakbola terkait dengan ijin keramaian. Hingga saat ini pihaknya belum menerbitkan ijin resmi terkait kompetisi sepakbola di DIY.

Anny mengakui setelah terhentinya kegiatan sepakbola nasional, memang kasus kriminalitas massa ada kecenderungan menurun. Meski demikian pihaknya tidak dapat menyebut angka secara detail (data kasus lihat grafis). “Intinya secara umum ketika ada sepakbola dengan tidak ada, tentu menurun dampak kriminalitasnya. Dari awalnya dulu ada pertandingan melibatkan suporter dan saat ini tidak,” ungkapnya, Jumat (31/7/2015).

Pasca dihentikannya kegiatan sepakbola nasional, di wilayah DIY baru terjadi satu tindak kriminalitas massa. Tindakan itu terjadi di Gamping Sleman pada awal Juni 2015 lalu yang dipicu antara suporter dengan warga. Ricuh itu terjadi beberapa jam setelah helatan uji coba pertandingan sepakbola. Tetapi berhasil dikendalikan petugas Polres Sleman.

Advertisement

Kriminalitas massa yang kerap terjadi berhubungan dengan sepakbola yaitu perusakan dan penganiayaan. Bahkan di DIY pernah menimbulkan korban jiwa di tahun 2014 Sleman di wilayah hukum Polres Sleman. “Memang otomatis ketika tidak digelar, maka kriminalitas massa sebagai dampaknya menjadi tidak ada. Tapi ketika digelar itu potensi bisa terjadi,” imbuhnya.

Meski demikian, kepolisian dalam hal ini menjalankan sepenuhnya perintah Mabes Polri terkait dengan bola nasional. Jika dikemudian hari kompetisi akan dijalankan lagi, sebagai pengayom masyarakat, kepolisian tentu siap selama sudah ada arahan dari pimpinan. Tetapi yang paling utama, kata Anny, berharap kepada semua penggemar sepakbola agar secara sadar turut serta menjaga kamtibmas jika di kemudian hari kompetisi digelar.

“Yang jelas kalau setiap ada event, kami mengamankan. Selain itu tiap ada kegiatan, perlu ada peran serta dari masing-masing tim. Suporter juga punya tanggungjawab, bersama-sama mengamankan jangan dibebankan kepada polisi,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif