Jogja
Minggu, 2 Agustus 2015 - 07:20 WIB

KEKERINGAN DI BANTUL : Belum Ada Laporan kekeringan Lahan Pertanian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekeringan di Bantul mulai terjadi namun belum ada laporak kekeringan lahan pertanian

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum menerima laporan mengenai kekeringan lahan pertanian di wilayah setempat karena musim kemarau 2015 yang terjadi sejak Juni.

Advertisement

“Untuk laporan kekeringan sawah sejauh ini belum ada, akan tetapi kami sudah mengantisipasi dengan melihat peta-peta yang wilayahnya berpotensi kekeringan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Jumat (31/7/2015).

Menurut dia, berdasarkan pemetaannya, di wilayah Bantul yang lahan pertaniannya berpotensi kesulitan irigasi akibat kemarau, seperti sebagian wilayah Kecamatan Dlingo, Pajangan dan sebagian Piyungan serta wilayah Imogiri.

Ia mengatakan, belum adanya laporan kekeringan lahan pertanian di wilayah tersebut karena petani di wilayah tersebut telah mematuhi pola tanam yang menyesuaikan dengan ketersediaan air irigasi, atau mungkin masih bisa menyiasati dengan pompanisasi.

Advertisement

“Selama mereka (petani) mengikuti pola tanam, misalnya yang seharusnya musim ini tanam palawija, mereka mengikutinya maka kekeringan tidak terjadi, namun kalau dipaksakan tanam padi mungkin bisa terkena dampak,” katanya.

Pihaknya sendiri belum melakukan pendataan berapa luasan lahan pertanian dalam posisi tanam saat ini, hanya saja sesuai musim seperti ini, saat ini di wilayah selatan didominasi tanaman palawija seperti jagung dan kacang tanah.

“Posisi tanam saat ini belum ada laporan dari teman-teman bahwa padi sekian hektare, palawija sekian hektare, mudah-mudahan awal Agustus ini sudah ada yang melaporkan,” kata Partogi.

Advertisement

Sementara itu, ia mengatakan, bagi petani yang sudah terlanjur tanam diharapkan bisa mengantisipasi dengan pompanisasi yang memanfaatkan pompa air miliki kelompok tani, maupun bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan.

“Bagi yang sudah terlanjur tanam, kami berharap bisa dengan pompanisasi, namun kami minta mereka menyedot air dari sungai-sungai maupun embung yang ada di wilayah setempat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif