News
Sabtu, 1 Agustus 2015 - 11:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: 2 Bocah Tewas di Kedung hingga Kebakaran di Kampung Jetis

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 1 Agustus 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Dua bocah tewas karena tenggelam di kedung Sungai Dekeran di Dukuh Kliwonan, Desa Karangrejo, Kerjo, Karanganyar, Jumat (31/7/2015) pukul 13.00 WIB.

Advertisement

Kisah nahas ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (1/8/2015). Kabar lain, Sebuah rumah di Kampung Jetis, RT 002/RW 003, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, ludes terbakar, Jumat (31/7/2015) dini hari.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 1 Agustus 2015, berikut;

MUSIBAH TENGGELAM: Terpeleset, 2 Bocah Tewas di Kedung

Advertisement

Dua bocah tewas karena tenggelam di kedung Sungai Dekeran di Dukuh Kliwonan, Desa Karangrejo, Kerjo, Karanganyar, Jumat (31/7) pukul 13.00 WIB.

Kedua bocah malang itu adalah Shifa Tio Yohana, 6, warga Dukuh Kliwonan, RT 001/RW 002, Desa Karangrejo, Kerjo, dan Khansa, 5, warga Dukuh Pandananom, Desa Dukuh, Ngargoyoso, Karanganyar. Dua saudara sepupu itu diduga terpeleset saat bermain di tepi sungai.

Kedua bocah itu tidak bisa berenang sehingga tenggelam dan meninggal dunia. Tubuh keduanya ditemukan tetangga korban, Suyanto, 50, dan Ratno, 42, mengambang di sungai sedalam 2,5 meter.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement

TAHUN AJARAN BARU: Saatnya Pedagang Buku Bekas Panen Rupiah

”Pak, buku pelajaran Matematika kelas XII penerbit Erlangga ada?” kata seorang anak perempuan berseragam putih abu-abu kepada penjual buku di pasar buku belakang Sriwedari, Jumat (31/7).

Siang itu, puluhan kios buku di belakang Sriwedari terlihat ramai dan dipadati pengunjung. Sejumlah pemilik kios bahkan sampai terlihat kewalahan meladeni permintaan dari pelanggan yang mencari buku.

Seorang penjual buku di Sriwedari, Purwadi, 56, dengan teliti mencari buku di rak sesuai permintaan pembeli. Tumpukan buku yang memenuhi kiosnya harus diteliti satu per satu. Namun, buku permintaan pembeli tidak ada.

Advertisement

Purwadi bercerita dalam sepekan terakhir permintaan buku pelajaran bekas untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA cukup tinggi sehingga banyak buku pelajaran habis terjual. Menurut dia, memasuki tahun ajaran baru banyak pelajar yang mencari buku pelajaran bekas

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

MUSIBAH KEBAKARAN: Rumah Ludes, 2 Penghuni Luka Bakar Parah

Sebuah rumah di Kampung Jetis, RT 002/RW 003, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, ludes terbakar, Jumat (31/7) dini hari. Peristiwa itu mengakibatkan salah seorang penghuni rumah, Suwarmi, 85, mengalami luka bakar hingga 93%.

Advertisement

Suwarni berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit. Selain, Suwarmi, penghuni lainnya, Dwi Cahyono, 19, juga mengalami luka bakar di tangan, muka, dan punggung.

Suwarmi dan Dwi menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Moewardi Solo. Anak Suwarmi, Lukitawati, 41, terbakar di bagian rambut. Salah seorang saksi mata yang juga tetangga korban, Paryadi, 70, mengatakan saat kejadian sedang tidur. Ia terbangun karena mendengar teriakan minta tolong.

“Saya kaget tiba-tiba ada orang minta tolong. Saya dan tetangga lain langsung keluar dan berusaha memadamkan kobaran api,” kata dia saat ditemui Espos di lokasi kejadian, Jumat siang.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

ATURAN PENYIARAN: Tayangan Potensi Lokal Belum Capai 10%

Hampir seluruh lembaga penyiaran radio dan televisi di Indonesia belum memenuhi kewajiban untuk memproduksi dan menayangkan muatan lokal minimal 10% dari total jam tayang.

Advertisement

Komisioner Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Amirudin, mengatakan selama ini lembaga penyiaran hanya fokus menayangkan budaya yang sudah booming di masyarakat. Sedangkan budaya lokal belum digarap sebagaimana mestinya.

“Saat ini seluruh lembaga penyiaran masih dievaluasi, Agustus nanti lembaga penyiaran sudah harus menyampaikan laporan pelaksanaan sistem stasiun jaringan [SSJ] ke KPI dari sisi konten dan ke pemerintah dari sisi administrasi dan teknis,” kata Amirudin seusai menghadiri seminar Penyiaran Lokal Melawan Budaya Pop di Hotel Sahid Jaya, Solo, Jumat (31/7).

Dia mengatakan sebenarnya media non jaringan berkewajiban menayangkan muatan lokal sekurang-kurangnya 60%. 1Sedangkan media berjejaring berkewajiban menayangkan muatan lokal minimal 10%. KPI melakukan survei indeks kualitas program siaran pada 2015. Hasil survei menyebutkan indeks kualitas seluruh program acara lembaga penyiaran 3,25 dari skala 1-5.

Dia menyebutkan survei dilakukan di sembilan kota di seluruh Indonesia dengan total responden 810 orang. Ada 9.000 program dari 15 stasiun televisi yang dijadikan objek penelitian.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif