Jatim
Sabtu, 1 Agustus 2015 - 20:30 WIB

KEKERINGAN MADIUN : Waduk-Waduk di Madiun Mulai Menyusut, Petani Bingung

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi waduk mengering. (JIBI/Antara)

Kekeringan Madiun membuat sejumlah waduk mulai mengering.

Madiunpos.com, CARUBAN – Bencana kekeringan Madiun mulai melanda. Akibatnya, sejumlah waduk di Madiun mulai menyusut volume airnya. Petani pun mulai kebingungan.

Advertisement

“Sejumlah waduk volume airnya sudah mulai menyusut. Tidak hanya waduk, namun juga dam dan waduk lapangan juga mengalami penyusutan,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Madiun, RM Hekso Setyo Raharjo, kepada wartawan, Jumat (31/77/2015) seperti diberitakan Kantor Berita Antara.

Data Dinas PU Pengairan Kabupaten Madiun mencatat, sedikitnya tiga waduk yang sudah mulai menyusut volume airnya akibat kekeringan Madiun.  Sejumlah waduk itu antara lain Waduk Dawuhan di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri; Waduk Notopuro di Pilangkenceng; dan Waduk Saradan di Kecamatan Saradan.

Selain itu, 330 titik dam serta 19 titik waduk lapangan yang ada di wilayah Kabupaten Madiun juga mengalami penyusutan. Seperti Waduk Dawuhan, sesuai data, penyusutan volume airnya mencapai 60% lebih.

Advertisement

Menurut Hekso, penyusutan volume air tersebut, selain disebabkan karena musim kemarau, juga karena pendangkalan dasar waduk. Kondisi volume air waduk yang menyusut itu dipastikan akan berpengaruh pada aliran air irigrasi ke sejumlah sawah milik petani di sekitar waduk.

Hekso Setyo Raharjo menambahkan, jika musim kemarau sudah memuncak, air untuk irigasi sawah dipastikan semakin sulit didapat para petani. Pihaknya mengimbau agar para petani menanam palawija pada musim kemarau II ini karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi. Hal itu juga untuk mengantisipsi dampak kekeringan Madiun.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif