Soloraya
Sabtu, 1 Agustus 2015 - 01:00 WIB

KEKERINGAN BOYOLALI : Picu Kekeringan, Warga Karangmojo Desak PDAM Tutup Sumur

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekeringan Boyolali khususnya di Desa Karangmojo dinilai oleh warga disebabkan sumur PDAM.

Solpopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Karangmojo, Kecamatan Klego, Boyolali, mendesak Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali segera menutup salah satu sumur bor yang terletak di sebelah timur SDN Karangmojo, Klego, Boyolali. Desakan ini timbul setelah sumur milik warga mengering diduga akibat pengoperasian sumur milik PUDAM.

Advertisement

Ketua RT 016/RW 004 Dukuh Krajan, Desa Karangmojo, Kecamatan Klego, Boyolali, Slamet Nur Solikhin, 74, mengatakan dalam pertemuan antara warga dan tokoh masyarakat dengan Dirut PUDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, dihadiri perangkat Desa Karangmojo, Polsek Andong, koramil, serta muspika Kecamatan Klego, Andong, dan Kemusu, Rabu (29/7/2015) malam, warga lingkungan sekitar lokasi sumur bor PUDAM di RT 014, 015, dan 016 RW 004 Desa Karangmojo, Klego, sepakat PUDAM Boyolali untuk menutup sumur bor baru tersebut.

Selama dua pekan masa uji coba pengoperasian, sejumlah sumur milik warga sekitar mengering drastis. Di samping itu, tidak semua warga berlangganan air PUDAM. Menurut dia, meski debit berkurang, penyusutan air pada musim kemarau sebelumnya tidak kering seperti kali ini.

Dia mengaku kecewa karena pada kesepakatan awal PUDAM sudah berkomitmen sumur bor baru mereka tidak akan mengganggu stabilitas pasokan air sumur warga di sekitarnya.

Advertisement

Kepala Desa Karangmojo, Siti Saparyati, mengatakan dalam pertemuan tersebut pihak PUDAM telah menawarkan opsi pemasangan sambungan pipa PUDAM dengan biaya murah yang dapat dicicil selama 3 tahun, namun warga menolak. Kesepakatan akhir yang didapat adalah PUDAM bersedia menutup dengan catatan diberi waktu satu pekan.

“Saat PUDAM memberikan opsi pada masyarakat untuk mengelola sendiri pun warga juga menolak karena biaya operasional yang tinggi. Memang sebagian warga masih menggunakan sumur sendiri,” tutur dia saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Kamis.

Salah seorang warga RT 015/RW 004 Dukuh Krajan, Desa Karangmojo, Rohmatun, 43, mengatakan semenjak sumur mengering, dia terpaksa mengangsu air dari sungai Serang sejauh kurang lebih 3 kilometer dari rumahnya. Diakuinya, sejumlah warga enggan menjadi pelanggan PUDAM karena menjadi pelanggan pun layanannya tidak maksimal, sehingga banyak yang memilih sumur sendiri.

Advertisement

“Masjid di seberang rumah saya juga mati airnya. Orang mau salat wudu harus dari rumah,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di rumahnya, Kamis.

Dijumpai terpisah, Camat Kemusu, Harsito, mengatakan pasrah jika memang sumur bor tersebut harus ditutup. Diakuinya, aliran sumur bor baru tersebut nantinya dialokasikan salah satunya untuk mengalir ke wilayah Desa Bawu, Kemusu. (Kharisma Dhita Retnosari)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif