Fenomena alam Blue Moon atau bulan biru terjadi Jumat (31/7/2015).
Solopos.com, SOLO — Fenomena alam bulan biru atau biasa disebut blue moon terjadi Jumat (31/7/2015). Meski bernama blue moon bukan berarti bulan bewarna biru. Di Solo, bulan purnama kedua ini pun terlihat cantik, kendati tak terlihat biru.
Di Solo, sejumlah warga menyaksikan blue moon. “Kok bulannya tidak biru ya…namanya kan blue moon,” ujar Tanti, warga Colomadu, Karanganyar.
Di Solo, sejumlah warga menyaksikan blue moon. “Kok bulannya tidak biru ya…namanya kan blue moon,” ujar Tanti, warga Colomadu, Karanganyar.
Bulan biru kecil sekali terjadi hanya jika ada faktor-faktor khusus. Sebenarnya blue moon disematkan untuk menyebut istilah bulan purnama kedua.
Pada fenomena ini, bulan muncul dalam bentuk purnama yang berbeda dari biasanya. Jika dalam satu tahun terjadi 12 kali bulan purnama, namun pada Juli 2015, bulan purnama akan muncul dua kali. Jadi bulan purnama tahun ini terjadi sebanyak 13 kali. Fenomena blue moon disaksikan saat senja hari.
Sebagaimana dikutip Space.com, istilah Blue Moon sebenarnya digunakan orang-orang zaman dahulu untuk menyebut sesuatu yang tak wajar, janggal, atau aneh. (Baca Juga: Ini Penyebab Warna Bulan Bisa Berubah)
Di tahun 1946, seorang ahli astronomi amatir bernama James Hugh Pruett mengirim sebuah artikel tentang Bulan ke majalah Sky & Telescope. Dalam artikel itu, James memasukkan Blue Moon sebagai salah satu materi. (Baca: Jumat Malam Blue Moon)
Ilmuwan asal Amerika itu rupanya salah mengartikan fenomena Blue Moon. Dia menyebut Blue Moon sebagai fenomena Bulan purnama ketiga dari total empat Bulan purnama yang muncul dalam tiga bulan. Kekeliruan itu tidak disadari pihak majalah dan terus berlangsung.
Namun, pada tahun 1999 kekeliruan dapat diluruskan oleh seorang ahli sejarah cerita rakyat, Philip Hiscock, dan seorang ahli astronomi, Donald W. Olson. Mereka meluruskan bahwa Blue Moon merupakan bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan.
Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) fenomena bulan biru tergolong langka lantaran terjadi dalam 2,5 tahun sekali. Bulan bisa menjadi berwarna biru karena disebabkan oleh letusan gunung vulkanik. Situs CNN menyebutkan pada 1883 setiap malam bulan berwarna biru karena letusan dahsyat Gunung Krakatau.